Temanggung (Antaranews Jateng) - Puluhan anak di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Sabtu, dikenalkan pada kebhinnekaan melalui kegiatan "peace trip" atau perjalanan perdamaian dengan mengunjungi berbagai tempat ibadah di daerah tersebut.
Kegiatan yang diikuti 50 anak dari sejumlah sekolah dasar di Kabupaten Temanggung ini diawali dari Taman Pancasila, kemudian mengunjungi tempat ibadah Tri Dharma Cahaya Sakti (Kelenteng Kong Ling Bio Temanggung).
Kemudian dilanjutkan ke Gereja Kristen Indonesia, Vihara Dhamma Surya Putra Kaloran, Masjid Menggoro Tembarak, dan berakhir di Gereja Santo Petrus dan Paulus Temanggung.
Koordinator relawan M. Taftazani mengatakan melihat perkembangan toleransi dan kehidupan sosial saat ini yang semakin butuh perhatian dan aksi nyata dari berbagai kalangan maka komunitas relawan Laskar Bersenyum bekerja sama dengan beberapa lembaga pemerhati keberagaman menyelenggarakan kegiatan ini.
"Kami mengajak siswa kelas tiga hingga kelas lima SD dari berbagai latar belakang sosial untuk mengunjungi komunitas agama, penggerak perdamaian, tokoh-tokoh yang dianggap sebagai aktor penting toleransi dan perdamaian antaragama dan rumah ibadah di Temanggung," katanya.
Ia menuturkan dalam kegiatan ini anak-anak mendapatkan kesempatan, gambaran dan pemahaman tentang pentingnya nilai-nilai toleransi dan ikatan persaudaraan sebagai bangsa sejak dini.
"Mereka berproses untuk saling belajar, berbagi cerita, berdialog, bekerja sama, mengelola perbedaan, dan menuliskan pengalaman perjumpaan dalam semangat kebersamaan dan persaudaraan.
Sekjen Narasi Damai Nusantara Khoirul Anam mengatakan melalui kegiatan ini ingin memperkenalkan beragam agama pada anak-anak, lebih dari itu aktivitas ini menjadi pintu pembuka bagi anak-anak untuk mempelajari dan mengalami keberagaman dengan mengunjungi tempat-tempat ibadah yang berbeda.
"Kami juga berharap anak-anak juga berdialog sesama mereka untuk mengenal agama temannya dengan bahasa anak. Kami yakin hal seperti ini penting untuk segera dilakukan karena pendidikan keindonesiaan, keberagaman harus ditanamkan sejak dini," katanya.
Ia menuturkan alasan menyelenggarakan kegiatan ini, karena Indonesia sudah mulai menjadi lahan persemaian untuk kelompok-kelompok intoleran, aksi-aksi intoleransi sudah banyak ditemukan dan kebanyakan orang hanya diam saja.
"Melalui kegiatan ini kami ingin memperkenalkan pada anak-anak bahwa agama apa pun itu mengajarkan kebaikan, maka jika ada orang yang mengajak kekerasan atas nam agama itu tidak dapat dibenarkan," katanya.
Ketua Tempat Ibadah Tri Dharma Cahaya Sakti, Edwin Nugraha mengatakan kegiatan ini merupakan ide yang bagus, menanamkan pada anak-anak SD untuk mengenal berbagai agama sehingga nantinya terbangun keharmonisan antaranak bangsa yang lebih baik lagi.
"Kegiatan ini bisa sebagai contoh untuk daerah-daerah yang lain," katanya.
Berita Terkait
Lima saksi diperiksa kasus main hakim sendiri pada anak
Selasa, 17 Desember 2024 4:41 Wib
PBSI Kudus gelar "Festival SenengMinton" tumbuhkan kecintaan anak
Senin, 16 Desember 2024 5:11 Wib
Kasus aniaya anak di Boyolali, 8 orang ditangkap
Sabtu, 14 Desember 2024 5:47 Wib
Anak bawah umur jadi korban aksi main hakim di Boyolali
Rabu, 11 Desember 2024 20:18 Wib
TNI bantu pencarian anak tenggelam di Sungai Dombo Demak
Rabu, 11 Desember 2024 19:39 Wib
Tim PkM USM edukasi dampak perkawinan di bawah umur
Selasa, 10 Desember 2024 14:04 Wib
Pemkot Pekalongan masifkan gerakan cinta batik melalui lomba mewarnai
Senin, 9 Desember 2024 8:27 Wib
Desa Lau Kudus diresmikan sebagai desa ramah perempuan dan peduli anak
Senin, 9 Desember 2024 8:26 Wib