Cilacap (Antaranews Jateng) - Pemerintah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, bersama Perkumpulan Pelaku Jamu Alami Indonesia (PPJAI) Cilacap memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia dalam kategori minum jamu massal dengan jumlah peserta terbanyak.
Kegiatan yang digelar di Alun-Alun Cilacap, Jumat, dan dihadiri Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Semarang Endang Pudjiwati itu melibatkan puluhan ribu peserta yang mayoritas pelajar.
Saat menyampaikan piagam penghargaan, Manajer Senior Muri Sri Widayati mengatakan Pemkab Cilacap pada tahun 2007 pernah mencatatkan rekor minum jamu dengan peserta terbanyak yang mencapai 6.956 orang.
"Hari ini, Pemkab Cilacap kembali mencatatkan rekor minum jamu dengan peserta terbanyak. Rencananya akan menumbangkan rekor yang dicatatkan oleh Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2012 sebanyak 15.000 peserta, sehingga syarat dari Muri cukup melampaui 10 persen sudah bisa menumbangkan rekor lama," katanya.
Ia mengatakan berdasarkan hasil verifikasi yang dilakukan oleh Muri, jumlah peserta pemecahan rekor minum jamu massal di Cilacap tercatat sebanyak 20.188 orang.
Oleh karena itu, kata dia, Cilacap berhasil menumbangkan rekor lama dan tercatat pada Muri dengan nomor rekor 8.360.
Menurut dia, piagam penghargaan Muri tersebut diserahkan kepada Pemkab Cilacap dan PPJAI Cilacap.
Saat ditemui usai kegiatan, Ketua PPJAI Cilacap Mukit Hendrayanto mengharapkan pemecahan rekor Muri menjadi tonggak awal agar jamu buatan Cilacap legal, tanpa bahan kimia obat (BKO), maju, dan tumbuh kembali seperti dulu.
"Menurut kami, sangat mungkin tumbuh kembali karena jamu bagi kita (merupakan) masa depan, bukan masa lalu. Di negara-negara maju juga kembali ke jamu, kembali ke alami, itu sudah menjadi `trademark` perdagangan, `landscape` perdagangan hari ini," katanya.
Ia mengatakan kondisi industri jamu di Cilacap sudah membaik dan telah memperoleh izin dari Dinas Kesehatan maupun BBPOM sehingga mulai memroduksi jamu-jamu legal serta tidak mengandung bahan-bahan berbahaya.
Menurut dia, jumlah anggota PPJAI Cilacap saat ini mencapai 70 pelaku jamu alami, sembilan di antaranya berupa usaha kecil dan menengah (UKM).
Sementara itu, Kepala BBPOM Semarang Endang Pudjiwati menyambut baik upaya PPJAI untuk menggelar kegiatan tersebut agar masyarakat terbiasa minum jamu.
"Bagi PPJAI sendiri kami harapkan tetap komitmen untuk memroduksi jamu atau obat tradisional yang aman, bermanfaat, dan bermutu karena itu syarat untuk produk obat tradisional. Jadi, tidak boleh menambahkan bahan kimia obat," katanya.
Ia mengatakan pihaknya siap untuk memberikan pendampingan dalam proses registrasi dan memberikan bantuan uji laboratorium secara gratis untuk UMKM obat tradisional.
Menurut dia, pihaknya akan tetap melakukan tindakan terhadap industri jamu tradisional yang mencampurkan bahan kimia obat ke dalam produknya.
Berita Terkait
Banyumas siap laksanakan program makan bergizi gratis
Selasa, 12 November 2024 16:25 Wib
Asdamindo mengajak depot air minum ikuti regulasi
Rabu, 2 Oktober 2024 17:45 Wib
Pemkot Pekalongan kampanyekan gerakan gemar minum susu untuk anak
Jumat, 27 September 2024 12:55 Wib
MTsN 5 Demak raih emas pada MYRES Nasional 2024 karena ciptakan Solaroit
Selasa, 10 September 2024 11:08 Wib
Pemkab Batang gencarkan gerakan konsumsi pil tambah darah bagi siswi
Sabtu, 7 September 2024 17:03 Wib
Perumda Air Minum Batang borong tiga penghargaan Perpamsi 2024
Selasa, 3 September 2024 9:10 Wib
Minum susu terbanyak di 70 kota, SGM pecahkan Rekor Muri
Senin, 26 Agustus 2024 13:31 Wib
Kepala Bapperida Magelang : Perlu penguatan kolaborasi atasi masalah sanitasi
Rabu, 17 Juli 2024 21:31 Wib