Jakarta, ANTARA JATENG - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
menelusuri kasus dugaan perundungan terhadap siswa etnis dan agama
minoritas berinisial JSZ di salah satu sekolah dasar (SD) negeri di
Pasar Rebo, Jakarta Timur.
"KPAI akan melakukan penelusuran dan mediasi dengan pihak-pihak
terkait, memastikan agar ananda JSZ bisa mendapatkan haknya dengan
layak," kata Komisioner KPAI Sitti Hikmawatty kepada wartawan di
Jakarta, Selasa.
Sebelumnya, terjadi simpang siur terjadinya berita mengenai dugaan
kasus perundungan JSZ. Sebagai etnis minoritas dia kerap mendapatkan
kekerasan baik fisik, verbal maupun psikis dari lingkungan sekitarnya
terutama rekan sekolahnya. Guru di sekolah tersebut juga diduga
melakukan pembiaran terhadap tindakan bullying tersebut.
"Terkait simpang siurnya informasi kasus perundungan yang menimpa
ananda JSZ adalah benar adanya. Hanya informasi lokasi sekolah yang
disampaikan awal kurang tepat," kata dia menanggapi soal kabar dugaan
perundungan sebagaimana sempat tersiar lewat media sosial Facebook.
Dia mengatakan kasus perundungan yang dilatarbelakangai masalah
etnis itu menjadi perhatian serius KPAI. Apalagi anak tersebut bukan
berasal dari kalangan mayoritas dan terjadi di sekolah negeri. Pemenuhan
terhadap hak anak sudah seharusnya berlaku untuk semua kalangan baik
itu mayoritas ataupun minoritas.
Selain itu, kata dia, pemenuhan hak anak menjadi kewajiban negara
untuk memberikannya kepada siapa saja. UU perlindungan anak No 35/2014
memastikan setiap anak berhak mendapatkan perlindungan dan pendidikan
sesuai dengan agama dan keyakinan yang dianut.
"Kepentingan anak bukanlah soal jumlah, setiap anak berhak
mendapatkan jaminan dari negara. Meskipun ananda JSZ hanya satu-satunya
yang berbeda keyakinan agamanya," kata dia.
Sebelumnya, sebuah status Facebook yang diunggah oleh Bearo Zalukhu menjadi viral.
Bearo menceritakan keponakannya yang bernama JSZ siswa kelas 3 SDN 16 Ciracas, Jakarta Timur mengalami bullying oleh teman sekelasnya.
Hingga
status itu diunggah, JSZ sudah dua minggu tak masuk sekolah. Dalam
unggahan disebutkan dia mengalami kekerasan fisik, antara lain tangannya
terluka oleh tusukan pena.