Surabaya, ANTARA JATENG - Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar membahas
nama Kepala Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) RSUD dr Soetomo Surabaya
Harsono sebagai salah satu nama yang layak mendampingi Khofifah Indar
Parawansa pada Pilkada Jawa Timur.
"Nama Pak Harsono menjadi satu di antara beberapa nama yang sedang
digodok untuk menjadi wakil Bu Khofifah," kata Koordinator Bidang
Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar Wilayah Jawa-Sumatera Nusron Wahid
kepada wartawan di Surabaya, Rabu.
Harsono pernah menjabat sebagai Bupati Ngawi dua periode
(1999-2010), Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur, Direktur Utama RSUD dr
Seotomo hingga masa purna tugasnya sebagai seorang aparatur sipil
negara, kemudian diangkat oleh Gubernur Jatim Soekarwo sebagai kepala
BLUD RSUD dr Soetomo.
Beberapa nama lain yang masuk di radar Partai Golkar antara lain
Bupati Gresik Sambari Halim Radianto yang juga kader internal, Bupati
Bojonegoro Sunyoto, Bupati Trenggalek Emil Dardak hingga Bupati Ponorogo
Ipong Muchlissoni.
Golkar, kata dia, sudah memastikan mengusung Menteri Sosial RI
Khofifah Indar Parawansa pada Pilkada yang berlangsung 27 Juni 2018.
Menurut Nusron, sampai saat ini belum ada kepastian nama karena
masih dimatangkan oleh partai koalisi pengusung Khofifah ditambah
masukan dari sejumlah kiai yang tergabung dalam Tim 17.
"Tunggu saja karena sekarang sedang dibahas oleh partai koalisi dan kiai-kiai," ucap mantan anggota DPR RI tersebut.
Kepala BNP2TKI itu mengharapkan nama pendamping Khofifah di Pilkada
Jatim mendatang adalah figur yang mampu membantu mendongkrak perolehan
suara dan bisa berkompetisi dengan pasangan Saifullah Yusuf-Abdullah
Azwar Anas yang sudah diusung PKB-PDI Perjuangan.
"Kalau bahasa Jawanya, calon wakil Bu Khofifah harus yang nendang
sehingga bisa maju dan menang," kata politikus berusia 44 tahun
tersebut.
Kendati demikian, Nusron berharap Pilkada di Jatim yang tahapannya
sudah dimulai dari sekarang ini mampu berjalan aman, nyaman serta damai
dengan tidak menyebarkan kampanye hitam bernada SARA yang bisa
memecah-belah masyarakat.
"Suasana harus kondusif dan jangan sampai seperti Pilkada DKI
Jakarta. Sesungguhnya pilkada itu kalah dan menang biasa karena dalam
proses pemilihan. Apalagi di Jatim siapa pun yang menang adalah teman
saya, Gus Ipul teman, Khofifah juga teman. Tidak usah dibuat ribut
Pilkada Jatim ini," katanya.