"Meminta perlakuan yang adil antara taksi meter dan non meter. Taksi meter jangan dizalimi. Kami minta pemerintah melindungi taksi meter. Bubarkan Uber dan GrabCar," kata mereka saat berorasi di depan Gedung MPR/DPR, Jakarta, Selasa.
Salah satu pengemudi yang berorasi, Khaliri (40), mengatakan semenjak transportasi berbasis aplikasi online muncul, penghasilan mereka menurun. Padahal, setiap hari mereka harus menyetor Rp 550 ribu.
Kendati tak direstui manajemen perusahaan tempatnya bekerja, Khaliri tetap ikut berdemonstrasi bersama rekan-rekan sesama pengemudi taksi.
"Bisa saja kami kena sanksi, tetapi kami dalam perjuangan. Mudah-mudahan DPR mau merespon. Teman-teman kita kini kesulitan," keluh dia.
Hal senada disampaikan Rudi (35), asal Meruya, Jakarta Barat yang rela tak mendapatkan penghasilan satu hari ini demi tuntutan dipenuhi pemerintah.
"Kami enggak dapat izin dari kantor. Ya, kami akan tetap berjuang, walau penghasilan hari ini nol rupiah," aku Rudi.
Sementara itu, sekitar pukul 12.00 WIB arus lalu lintas di Jalan Gatot Subroto arah Slipi dan Semanggi macet, sedangan pintu keluar Tol Senayan tersendat.
Berita Terkait
Demo di Semarang ricuh, puluhan demonstran dirawat di rumah sakit
Senin, 26 Agustus 2024 23:13 Wib
KPU Jateng siap teruskan aspirasi demonstran ke pusat
Rabu, 21 Februari 2024 14:58 Wib
Polisi selidiki aksi satpam dan pegawai Unram diduga aniaya demonstran
Kamis, 22 Juni 2023 9:23 Wib
Gubernur Ganjar temui unjuk rasa penolak UU Cipta Kerja
Senin, 12 Oktober 2020 19:37 Wib
Washington minta demonstran antirasisme tes COVID-19
Kamis, 11 Juni 2020 14:56 Wib
Truk tangki terobos kerumunan demonstran kematian George Floyd
Senin, 1 Juni 2020 12:21 Wib
Tiga truk mengangkut siswa SMA menuju DPR
Senin, 30 September 2019 16:55 Wib
Presiden Jokowi segera temui mahasiswa pedemo
Kamis, 26 September 2019 18:44 Wib