"Saya ini sebenarnya pengikut setia pada Pak Rachmat. Mungkin banyak yang belum tahu, kalau beliau ini pertama kali belajar ekonomi itu di Makassar," kata Jusuf dalam peluncuran buku "Legacy sang Legenda" yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) di Jakarta, Kamis.
Jusuf mengatakan nilai-nilai tauladan dari Rachmat seperti kepemimpinan yang adil, jujur dan penuh kerja keras harus dapat diikuti oleh seluruh tenaga sumber daya manusia di Bank Indonesia dan lembaga atau instansi lainnya.
Menurut Jusuf, Rachmat merupakan legenda hidup perekonomian yang telah mengajarkan bahwa pemimpin juga memiliki tugas untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) dalam instansinya agar dapat menjadi generasi penerus pemimpin.
Dalam lingkungan Bank Indonesia, dan dunia perbankan pada umumnya, kata Jusuf, Rachmat yang menjabat sebagai Gubernur BI pada 1973-1983, tidak hanya mengembangkan SDM perbankan, namun juga mampu mendekatkan masyarakat dengan bank.
Kedekatan itulah yang mampu membuat bank sebagai lembaga dengan fungsi intermediasi dapat berperan maksimal dalam pembangunan.
"Membangun bank itu sangat penting dengan dua visi yakni adil dan kerja keras. Namun, yang penting juga membangun orang yang ada di dalamnya, dan membangun nasabah bank itu," kata dia.
Menurut Wapres, Rachmat telah membuktikan upayanya dalam membangun kedekatan bank dengan nasabah.
Berkat kepemimpinan Rachmat, ujar Jusuf, banyak nasabah perbankan dari kalangan pengusaha yang mendapat pendanaan dari bank dan berhasil membangun bisnisnya.
"Itulah yang selalu terkenang, bagaimana bank dengan nasabahnya. Dan dapat dibayangkan juga, bagaiamana kalau tidak ada pengusaha?" ujar dia.
Jusuf menekakankan kejujuran, seperti yang ditekankan Rachmat, adalah hal krusial yang harus terus dipelihara oleh generasi penerus baik dalam instansi Bank Indonesia dan institusi perbankan lainnya.
Kejujuran yang ditanamkan dalam instansi perbankan, kata dia, dapat melahirkan produktivitas baik dalam sektor keuangan dan tentunya sektor rill yang bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat.
Sementara itu, Direktur Utama LPPI, Hartadi A. Sarwono, menuturkan buku "Legacy Sang Legenda" ditulis oleh Syafrizal Dahlan. Awalnya, kata dia, LPPI kesulitan untuk menulis dan menerbitkan buku tersebut karena Rachmat sendiri sempat menolak kiprahnya dituliskan dalam sebuah buku.
Menurut Hartadi yang mengutip testimoni Jusuf dalam buku tersebut, Rachmat merupakan pribadi yang tidak mengabdi untuk pencitraan dan tergolong antipublikasi.
"Namun, upaya kami bertahun-tahun akhirnya berbuah. Pak Rachmat mau dibuatkan bukunya dengan syarat, buku ini tidak boleh menyanjung beliau, dan harus menonjolkan buah pikiran beliau," ujar Hartadi.
Turut hadir dalam peluncuran buku itu yakni Rachmat Saleh, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad, mantan Wakil Presiden Boediono dan sejumlah mantan Gubernur BI.
Berita Terkait
Gibran: Daerah padat penduduk dapat atensi khusus
Jumat, 26 April 2024 13:29 Wib
Putri Wapres ajak perempuan ikut gerakkan ekonomi daerah
Selasa, 23 April 2024 8:56 Wib
Wapres : Impor beras 5 juta ton sifatnya antisipatif
Sabtu, 27 Januari 2024 6:20 Wib
Wapres : Penonaktifan fungsionaris PBNU konsekuensi aturan organisasi
Jumat, 26 Januari 2024 22:46 Wib
Wapres apresiasi terobosan RSWN Semarang
Jumat, 26 Januari 2024 22:24 Wib
Wapres tanggapi menteri mundur dari kabinet
Jumat, 26 Januari 2024 22:00 Wib
Wapres minta PMI tempuh jalur resmi guna kurangi risiko TPPO
Senin, 18 Desember 2023 13:04 Wib
Cawapres Muhaimin Iskandar ajak ASN jaga netralitas Pemilu 2024
Kamis, 16 November 2023 15:54 Wib