"Setelah sempat stagnan, mata uang rupiah bergerak menguat terhadap dolar AS dipicu masih adanya keraguan Gubernur The Fed Janet Yellen untuk menaikkan suku bunga," kata Analis Woori Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada.
Selain itu, ia melanjutkan, data tingkat keyakinan investor di negara-negara kawasan Eropa yang membaik mendorong euro bergerak menguat dan berdampak pada rupiah.
Dari dalam negeri, ia mengatakan, pelaku pasar masih menanti pengumuman tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) dan kebijakan lanjutan Bank Indonesia dalam mengantisipasi sentimen dari dalam dan luar negeri terhadap rupiah.
"Kebijakan dari BI mengenai antisipasi sentimen global dan dalam negeri yang menjadi salah satu faktor tekanan bagi rupiah dalam beberapa hari terakhir perlu ditunggu," katanya.
Analis Platon Niaga Berjangka Lukman Leong menambahkan saat ini sentimen domestik lebih mendominasi menyusul masih panasnya suhu politik di dalam negeri seiring dengan perebutan kursi pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
"Diharapkan, sentimen terhadap politik bersifat sementara sehingga tekanan mata uang rupiah tidak terlalu dalam dan BI juga terus aktif menjaga fluktuasi nilai tukar agar dalam kisaran yang stabil," katanya.
Berita Terkait
Dinperindag: Nilai ekspor Purbalingga tahun 2023 capai Rp2,71 triliun
Jumat, 19 April 2024 15:52 Wib
Lomban Kupatan Jepara, mengenang nilai sejarah dan budaya
Kamis, 18 April 2024 9:00 Wib
Rupiah merosot ditutup Rp16.176 per dolar AS
Selasa, 16 April 2024 15:47 Wib
Rupiah terus merosot dekati Rp16 ribu per dolar AS
Rabu, 3 April 2024 10:07 Wib
Kepala Kemenkumham Jateng paparkan 10 strategi peningkatan nilai IKPA
Kamis, 21 Maret 2024 19:54 Wib
Mewisuda 1.044 lulusan, Rektor: USM bekali enam nilai penting
Rabu, 6 Maret 2024 12:24 Wib
Nilai tukar petani secara nasional naik 2,28 persen
Senin, 4 Maret 2024 18:18 Wib
Fabio Quartararo nilai Yamaha masih perlu tingkatkan performa motor
Kamis, 22 Februari 2024 10:39 Wib