Purwokerto (ANTARA) - Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menghadirkan dua dosen praktisi dalam Program Praktisi Mengajar.
Dua dosen praktisi tersebut terdiri atas Hendi Nur Seto, S.P. yang merupakan Petani Milenial Kementerian Pertanian Tahun 2023 dan pendiri sekaligus CEO Flos Hidroganik Temanggung serta Oso Suharso, S.P. yang merupakan pendiri dan pengelola Cilengko Farm.
Saat mengajar mata kuliah Hidroponik dan Greenhouse secara luring di Gedung B Faperta Unsoed, Senin (8/5), Hendi Nur Seto perjalanan usaha membangun Flos, mengikuti lomba kreanova, upaya membangun jaringan hingga memiliki 10 greenhouse untuk budi daya melon premium, memenuhi pasar Jakarta, dan Bandung.
Dosen Pendamping Praktisi Mengajar pada mata kuliah Hidroponik dan Greenhouse, Ni Wayan Anik Leana, S.P., M.P. mengatakan perkuliahan Praktisi Mengajar akan dilaksanakan selama 6 pertemuan dengan total 12 jam pertemuan.
"Hendi Nur Seto yang bergerak pada usaha budi daya melon premium juga menyampaikan akan memberikan materi terkait teknis budi daya hidroponik khususnya melon termasuk peracikan nutrisi, merancang greenhouse yang efisien untuk budi daya hidroponik dalam program Paktisi Mengajar Semester Gasal 2022/2023 ini," jelasnya.
Sementara saat menyampaikan materi dalam mata kuliah Pertamanan dan Hortikultura Lansekap, Oso Suharso juga memotivasi mahasiswa terkait peluang usaha di bidang pertamanan dan lansekap.
"Tidak ada harga yang baku untuk tanaman hias maupun lansekap, karena tidak ada desain yang sama persis. Jika konsumen suka bisa jadi kesepakatan harga tinggi, jadi peluang usaha di bidang ini sangat besar," kata konsultan pertamanan yang memiliki usaha di bidang trading buah tropis itu.
Baca juga: Ini lokasi UTBK-SNBT di Unsoed Purwokerto
Selain itu, dia juga menjelaskan berbagai informasi tentang desain pertamanan/lansekap yang bisa dikembangkan mahasiswa tidak hanya lansekap taman wisata, taman kota ataupun perumahan seperti yang umumnya mereka kenal.
Menurut dia, lansekap lembaga pemasyarakatan, tempat peristirahatan di jalan tol, dan perkantoran juga bisa menjadi pilihan lainnya.
Koordinator Mata Kuliah Pertamanan dan Hortikultura Lansekap Dr. Etik Wukir Tini, S.P., M.P. mengatakan program tersebut sangat bermanfaat bagi mahasiswa, mendorong kolaborasi aktif praktisi ahli dengan dosen perguruan tinggi agar tercipta transfer ilmu dan keahlian yang mendalam.
Menurut dia, kolaborasi tersebut dilakukan dalam mata kuliah yang disampaikan di ruang kelas baik secara luring maupun daring.
"Melalui program ini, diharapkan lulusan dapat memperoleh ilmu dan kecakapan yang relevan dengan kebutuhan dan tantangan di dunia kerja," jelasnya.
Dekan Fakultas Pertanian Unsoed Prof. Dr. Ir. Sakhidin, M.P. menyampaikan apresiasi atas terlaksananya program praktisi mengajar pada Prodi Agroteknologi.
Baca juga: Rektor resmikan pengoperasian Apotek Unsoed
Ia mengharapkan kolaborasi berlanjut dengan adanya program lain seperti pelaksanaan magang dan riset Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di perusahaan milik praktisi.
Program Praktisi Mengajar merupakan bagian dari Program MBKM yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia dengan tujuan agar lulusan perguruan tinggi lebih siap untuk masuk ke dunia kerja di era revolusi industri 4.0.
Berbeda dengan perkuliahan pada umumnya di perguruan tinggi, Praktisi Mengajar menyediakan ruang kolaborasi antara dosen dan praktisi yang memiliki pengalaman industri dengan dosen yang dilaksanakan selama satu semester.
Program tersebut dapat menjadi pelengkap kurikulum yang telah berjalan dan berguna untuk melengkapi keterampilan dan pengalaman yang dibutuhkan dalam dunia kerja. Dengan demikian, hadirnya praktisi mengajar di Faperta Unsoed memberikan pengalaman baru bagi mahasiswa.
Baca juga: Rektor Unsoed resmikan gapura pintu masuk Kampus Timur Karangwangkal
Baca juga: Unsoed luncurkan Program Praktisi Mengajar Angkatan Ke-2
Dua dosen praktisi tersebut terdiri atas Hendi Nur Seto, S.P. yang merupakan Petani Milenial Kementerian Pertanian Tahun 2023 dan pendiri sekaligus CEO Flos Hidroganik Temanggung serta Oso Suharso, S.P. yang merupakan pendiri dan pengelola Cilengko Farm.
Saat mengajar mata kuliah Hidroponik dan Greenhouse secara luring di Gedung B Faperta Unsoed, Senin (8/5), Hendi Nur Seto perjalanan usaha membangun Flos, mengikuti lomba kreanova, upaya membangun jaringan hingga memiliki 10 greenhouse untuk budi daya melon premium, memenuhi pasar Jakarta, dan Bandung.
Dosen Pendamping Praktisi Mengajar pada mata kuliah Hidroponik dan Greenhouse, Ni Wayan Anik Leana, S.P., M.P. mengatakan perkuliahan Praktisi Mengajar akan dilaksanakan selama 6 pertemuan dengan total 12 jam pertemuan.
"Hendi Nur Seto yang bergerak pada usaha budi daya melon premium juga menyampaikan akan memberikan materi terkait teknis budi daya hidroponik khususnya melon termasuk peracikan nutrisi, merancang greenhouse yang efisien untuk budi daya hidroponik dalam program Paktisi Mengajar Semester Gasal 2022/2023 ini," jelasnya.
Sementara saat menyampaikan materi dalam mata kuliah Pertamanan dan Hortikultura Lansekap, Oso Suharso juga memotivasi mahasiswa terkait peluang usaha di bidang pertamanan dan lansekap.
"Tidak ada harga yang baku untuk tanaman hias maupun lansekap, karena tidak ada desain yang sama persis. Jika konsumen suka bisa jadi kesepakatan harga tinggi, jadi peluang usaha di bidang ini sangat besar," kata konsultan pertamanan yang memiliki usaha di bidang trading buah tropis itu.
Baca juga: Ini lokasi UTBK-SNBT di Unsoed Purwokerto
Selain itu, dia juga menjelaskan berbagai informasi tentang desain pertamanan/lansekap yang bisa dikembangkan mahasiswa tidak hanya lansekap taman wisata, taman kota ataupun perumahan seperti yang umumnya mereka kenal.
Menurut dia, lansekap lembaga pemasyarakatan, tempat peristirahatan di jalan tol, dan perkantoran juga bisa menjadi pilihan lainnya.
Koordinator Mata Kuliah Pertamanan dan Hortikultura Lansekap Dr. Etik Wukir Tini, S.P., M.P. mengatakan program tersebut sangat bermanfaat bagi mahasiswa, mendorong kolaborasi aktif praktisi ahli dengan dosen perguruan tinggi agar tercipta transfer ilmu dan keahlian yang mendalam.
Menurut dia, kolaborasi tersebut dilakukan dalam mata kuliah yang disampaikan di ruang kelas baik secara luring maupun daring.
"Melalui program ini, diharapkan lulusan dapat memperoleh ilmu dan kecakapan yang relevan dengan kebutuhan dan tantangan di dunia kerja," jelasnya.
Dekan Fakultas Pertanian Unsoed Prof. Dr. Ir. Sakhidin, M.P. menyampaikan apresiasi atas terlaksananya program praktisi mengajar pada Prodi Agroteknologi.
Baca juga: Rektor resmikan pengoperasian Apotek Unsoed
Ia mengharapkan kolaborasi berlanjut dengan adanya program lain seperti pelaksanaan magang dan riset Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di perusahaan milik praktisi.
Program Praktisi Mengajar merupakan bagian dari Program MBKM yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia dengan tujuan agar lulusan perguruan tinggi lebih siap untuk masuk ke dunia kerja di era revolusi industri 4.0.
Berbeda dengan perkuliahan pada umumnya di perguruan tinggi, Praktisi Mengajar menyediakan ruang kolaborasi antara dosen dan praktisi yang memiliki pengalaman industri dengan dosen yang dilaksanakan selama satu semester.
Program tersebut dapat menjadi pelengkap kurikulum yang telah berjalan dan berguna untuk melengkapi keterampilan dan pengalaman yang dibutuhkan dalam dunia kerja. Dengan demikian, hadirnya praktisi mengajar di Faperta Unsoed memberikan pengalaman baru bagi mahasiswa.
Baca juga: Rektor Unsoed resmikan gapura pintu masuk Kampus Timur Karangwangkal
Baca juga: Unsoed luncurkan Program Praktisi Mengajar Angkatan Ke-2