Wali Kota : Atasi gangster tak sebatas pencegahan
Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hevearita G. Rahayu mengatakan bahwa upaya mengatasi permasalahan gangster di Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah ini tidak hanya sebatas pencegahan
"Pekerjaan rumah yang harus dilakukan adalah mengobati remaja-remaja yang sudah telanjur menjadi anggota gangster," kata Hevearita di Semarang, Jumat.
Wali Kota mengakui bahwa fenomena gangster di Kota Semarang sangat meresahkan masyarakat. Apalagi, ada grup di media sosial dengan jumlah pengikut sangat banyak.
Hevearita menegaskan bahwa upaya menyelesaikan permasalahan gangster ini bukan hanya tugas kepolisian, melainkan seluruh elemen masyarakat harus ikut mengawal.
Pemerintah Kota Semarang, kata dia, akan mulai menginventarisasi remaja-remaja yang menjadi anggota gangster. Dalam hal ini, pihaknya akan berupaya mengobati mereka sehingga keluar dari kelompok tersebut.
"Darurat gangster bisa dikikis sehingga anak-anak bisa kembali menatap masa depan," katanya.
Sementara itu, Kapolrestabes Semarang Kombes Pol. Irwan Anwar mengatakan bahwa fenomena gangster yang terjadi saat ini bukan semata kenakalan, melainkan sudah tergolong dalam kriminalitas.
"Kalau kriminalitas, berarti ada proses hukum, sementara masa depan mereka masih panjang," katanya.
Oleh karena itu, lanjut dia, selain penindakan secara hukum harus pula pembinaan.
"Fokus deteksi dini dan pencegahan. Hal ini dibutuhkan peran keluarga, lembaga pendidikan, serta lingkungan sekitar," kata Kombes Pol. Irwan.
Polrestabes Semarang mencatat sejak Januari hingga September 2024 terjadi 21 kejadian yang melibatkan kelompok gangster di Semarang dengan jumlah pelaku sebanyak 117 orang.
"Pekerjaan rumah yang harus dilakukan adalah mengobati remaja-remaja yang sudah telanjur menjadi anggota gangster," kata Hevearita di Semarang, Jumat.
Wali Kota mengakui bahwa fenomena gangster di Kota Semarang sangat meresahkan masyarakat. Apalagi, ada grup di media sosial dengan jumlah pengikut sangat banyak.
Hevearita menegaskan bahwa upaya menyelesaikan permasalahan gangster ini bukan hanya tugas kepolisian, melainkan seluruh elemen masyarakat harus ikut mengawal.
Pemerintah Kota Semarang, kata dia, akan mulai menginventarisasi remaja-remaja yang menjadi anggota gangster. Dalam hal ini, pihaknya akan berupaya mengobati mereka sehingga keluar dari kelompok tersebut.
"Darurat gangster bisa dikikis sehingga anak-anak bisa kembali menatap masa depan," katanya.
Sementara itu, Kapolrestabes Semarang Kombes Pol. Irwan Anwar mengatakan bahwa fenomena gangster yang terjadi saat ini bukan semata kenakalan, melainkan sudah tergolong dalam kriminalitas.
"Kalau kriminalitas, berarti ada proses hukum, sementara masa depan mereka masih panjang," katanya.
Oleh karena itu, lanjut dia, selain penindakan secara hukum harus pula pembinaan.
"Fokus deteksi dini dan pencegahan. Hal ini dibutuhkan peran keluarga, lembaga pendidikan, serta lingkungan sekitar," kata Kombes Pol. Irwan.
Polrestabes Semarang mencatat sejak Januari hingga September 2024 terjadi 21 kejadian yang melibatkan kelompok gangster di Semarang dengan jumlah pelaku sebanyak 117 orang.