Cegah DBD, Pemkot Pekalongan giatkan gerakan lingkungan bersih
Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, menggiatkan gerakan lingkungan bersih pada masyarakat sebagai upaya mencegah penyebaran demam berdarah dengue di daerah itu.
Kepala Dinkes Kota Pekalongan Slamet Budiyanto di Pekalongan, Selasa, mengatakan bahwa kondisi cuaca yang tidak menentu misalnya hari ini hujan besoknya panas akan memberikan peluang yang ideal bagi nyamuk aedes aegypti berkembang biak sehingga hal itu akan meningkatkan risiko penyebaran demam berdarah dengue.
"Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat agar selalu menjaga kebersihan lingkungan maupun kesehatan tubuh. Selain itu, perlu digiatkan pula adanya gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)," katanya.
Slamet Budiyanto yang didampingi Epidemiolog Kesehatan Muda Opik Taufik mengatakan sejak Januari 2024 hingga awal Maret 2024, pihaknya mencatat ada 7 warga yang terjangkit kasus demam berdarah dengue (DBD).
"Saat ini kasusnya masih kondusif. Namun, kami juga sudah menerima 6 laporan lagi ada warga yang kembali mendapatkan perawatan di rumah sakit dan puskesmas karena terjangkit demam berdarah," katanya.
Ia mengajak masyarakat agar lebih peduli dan cepat melakukan penanganan jika mendapati keluarga atau anak yang mengalami gejala DBD seperti sakit perut, demam, dan badan pegal untuk segera dibawa ke pelayanan kesehatan.
"DBD ini bisa mengenai semua usia baik anak-anak, remaja, dewasa, maupun orang tua. Namun, kasus itu bukan hanya menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan melainkan juga setiap orang untuk menjaga kebersihan lingkungan," katanya.
Menurut dia, hal-hal lain yang sudah dilakukan Dinas Kesehatan untuk menangani kasus demam berdarah dengue di antaranya melakukan pengasapan (fogging) di kelurahan yang ditemukan kasus demam berdarah seperti Krapyak, Kandang Panjang, Jenggot, Kauman, Sapuro, Kebulen, dan Medono.
"Sebenarnya, pengasapan (fogging) bukan penyelesaian masalah namun hal yang paling penting yaitu menjaga kesehatan masing-masing, menjaga kebersihan lingkungan rumah, kemudian melaksanakan kebersihan lingkungan secara serentak dan rutin," katanya.
Kepala Dinkes Kota Pekalongan Slamet Budiyanto di Pekalongan, Selasa, mengatakan bahwa kondisi cuaca yang tidak menentu misalnya hari ini hujan besoknya panas akan memberikan peluang yang ideal bagi nyamuk aedes aegypti berkembang biak sehingga hal itu akan meningkatkan risiko penyebaran demam berdarah dengue.
"Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat agar selalu menjaga kebersihan lingkungan maupun kesehatan tubuh. Selain itu, perlu digiatkan pula adanya gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)," katanya.
Slamet Budiyanto yang didampingi Epidemiolog Kesehatan Muda Opik Taufik mengatakan sejak Januari 2024 hingga awal Maret 2024, pihaknya mencatat ada 7 warga yang terjangkit kasus demam berdarah dengue (DBD).
"Saat ini kasusnya masih kondusif. Namun, kami juga sudah menerima 6 laporan lagi ada warga yang kembali mendapatkan perawatan di rumah sakit dan puskesmas karena terjangkit demam berdarah," katanya.
Ia mengajak masyarakat agar lebih peduli dan cepat melakukan penanganan jika mendapati keluarga atau anak yang mengalami gejala DBD seperti sakit perut, demam, dan badan pegal untuk segera dibawa ke pelayanan kesehatan.
"DBD ini bisa mengenai semua usia baik anak-anak, remaja, dewasa, maupun orang tua. Namun, kasus itu bukan hanya menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan melainkan juga setiap orang untuk menjaga kebersihan lingkungan," katanya.
Menurut dia, hal-hal lain yang sudah dilakukan Dinas Kesehatan untuk menangani kasus demam berdarah dengue di antaranya melakukan pengasapan (fogging) di kelurahan yang ditemukan kasus demam berdarah seperti Krapyak, Kandang Panjang, Jenggot, Kauman, Sapuro, Kebulen, dan Medono.
"Sebenarnya, pengasapan (fogging) bukan penyelesaian masalah namun hal yang paling penting yaitu menjaga kesehatan masing-masing, menjaga kebersihan lingkungan rumah, kemudian melaksanakan kebersihan lingkungan secara serentak dan rutin," katanya.