Kiai di Bekasi Raya ingin konsep SMKN Jateng di seluruh pesantren
Semarang (ANTARA) - Para kiai dan pengasuh pondok pesantren di wilayah Bekasi Raya menginginkan agar konsep SMK Negeri Jawa Tengah yang diinisiasi Gubernur Ganjar Pranowo dapat diterapkan pada ponpes di seluruh Indonesia.
Melalui keterangan tertulis yang diterima di Semarang, Jumat, hal tersebut disampaikan para kiai dan pengasuh pondok pesantren saat menerima kunjungan silaturahmi bakal calon presiden Ganjar Pranowo di Pesantren Motivasi Indonesia, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi.
Kiai Haji Ahmad Nurul Huda Haem selaku pengasuh Pesantren Motivasi Indonesia mengatakan bahwa SMKN Jateng yang dikembangkan Gubernur Ganjar Pranowo, dinilai menginspirasi berbagai pihak, tak terkecuali bagi kalangan pondok pesantren.
Menurut dia, SMKN Jateng dan pesantren memiliki konsep yang mirip, yakni boarding, namun SMKN Jateng sebagai sekolah kejuruan mampu mencetak lulusan terbaik serta diterima di dunia kerja.
"SMKN Jateng itulah yang inspiring bagi kami. Di pesantren tidak hanya meluluskan para kiai, tapi juga para santri punya potensi besar untuk berkembang ke depan," katanya.
Oleh karena itu, para kiai yang hadir dari Bekasi Raya menyampaikan kepada Ganjar Peanowo agar konsep SMKN Jateng bisa diterapkan di seluruh pondok pesantren di Indonesia.
"Salah satu yang kami diskusikan tadi adalah link and match sehingga di pesantren selain menimba keilmuan kitab dan ilmu agama, juga memberikan ruang pengembangan skill agar ketika lulus punya kesempatan bekerja di tempat yang lain," ujarnya.
KH Ahmad Nurul berharap, Ganjar Pranowo dapat memenangi kontestasi Pilpres 2024 agar yang dicita-citakan para kiai terkait pengembangan pesantren dapat terwujud.
"Semoga beliau jadi Presiden. Insyaallah SMKN Jateng bisa dikembangkan lebih luas terutama di pesantren-pesantren," katanya.
Sementara itu, Ganjar Pranowo menyampaikan bahwa silaturahmi kali ini dirinya ingin belajar kepada para kiai dan ulama.
"Ini ponpes tapi yang hadir kiai-kiai yang kritis. Tadi bicara pendidikan, bicara antikorupsi dan membangun komitmen bagaimana menjembatanj santri agar bisa punya life skill," ujarnya.
Menurut Ganjar, tiap pondok pesantren penting ada suatu pengembangan untuk ekonomi pesantren.
"Pikiran beliau dengan kami sama. Ini ponpes dibangun dengan spirit untuk membantu anak yatim dan SMKN Jateng diperuntukkan bagi anak miskin. Spirit kita sama," katanya.
SMKN Jawa Tengah jadi konsep pendidikan yang mampu menjadi solusi pengentasan kemiskinan.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, sejak 2014, sekolah berkonsep boarding itu telah meluluskan sebanyak 1.837 siswa, terdiri dari 825 orang lulusan SMKN Jateng Kampus Semarang, 336 orang lulusan SMKN Jateng Kampus Pati, dan 676 orang lulusan SMKN Jateng Kampus Purbalingga.
Dari jumlah tersebut, hampir 100 persen di antaranya terserap di dunia kerja. Sisanya, mereka mendapat beasiswa ke perguruan tinggi, baik di tingkat nasional atau luar negeri.
Saat ini, Pemprov Jateng terus membuka lebar akses pendidikan gratis dengan menambah 15 SMKN Jawa Tengah semi boarding tersebar di berbagai kabupaten/kota.
Melalui keterangan tertulis yang diterima di Semarang, Jumat, hal tersebut disampaikan para kiai dan pengasuh pondok pesantren saat menerima kunjungan silaturahmi bakal calon presiden Ganjar Pranowo di Pesantren Motivasi Indonesia, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi.
Kiai Haji Ahmad Nurul Huda Haem selaku pengasuh Pesantren Motivasi Indonesia mengatakan bahwa SMKN Jateng yang dikembangkan Gubernur Ganjar Pranowo, dinilai menginspirasi berbagai pihak, tak terkecuali bagi kalangan pondok pesantren.
Menurut dia, SMKN Jateng dan pesantren memiliki konsep yang mirip, yakni boarding, namun SMKN Jateng sebagai sekolah kejuruan mampu mencetak lulusan terbaik serta diterima di dunia kerja.
"SMKN Jateng itulah yang inspiring bagi kami. Di pesantren tidak hanya meluluskan para kiai, tapi juga para santri punya potensi besar untuk berkembang ke depan," katanya.
Oleh karena itu, para kiai yang hadir dari Bekasi Raya menyampaikan kepada Ganjar Peanowo agar konsep SMKN Jateng bisa diterapkan di seluruh pondok pesantren di Indonesia.
"Salah satu yang kami diskusikan tadi adalah link and match sehingga di pesantren selain menimba keilmuan kitab dan ilmu agama, juga memberikan ruang pengembangan skill agar ketika lulus punya kesempatan bekerja di tempat yang lain," ujarnya.
KH Ahmad Nurul berharap, Ganjar Pranowo dapat memenangi kontestasi Pilpres 2024 agar yang dicita-citakan para kiai terkait pengembangan pesantren dapat terwujud.
"Semoga beliau jadi Presiden. Insyaallah SMKN Jateng bisa dikembangkan lebih luas terutama di pesantren-pesantren," katanya.
Sementara itu, Ganjar Pranowo menyampaikan bahwa silaturahmi kali ini dirinya ingin belajar kepada para kiai dan ulama.
"Ini ponpes tapi yang hadir kiai-kiai yang kritis. Tadi bicara pendidikan, bicara antikorupsi dan membangun komitmen bagaimana menjembatanj santri agar bisa punya life skill," ujarnya.
Menurut Ganjar, tiap pondok pesantren penting ada suatu pengembangan untuk ekonomi pesantren.
"Pikiran beliau dengan kami sama. Ini ponpes dibangun dengan spirit untuk membantu anak yatim dan SMKN Jateng diperuntukkan bagi anak miskin. Spirit kita sama," katanya.
SMKN Jawa Tengah jadi konsep pendidikan yang mampu menjadi solusi pengentasan kemiskinan.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, sejak 2014, sekolah berkonsep boarding itu telah meluluskan sebanyak 1.837 siswa, terdiri dari 825 orang lulusan SMKN Jateng Kampus Semarang, 336 orang lulusan SMKN Jateng Kampus Pati, dan 676 orang lulusan SMKN Jateng Kampus Purbalingga.
Dari jumlah tersebut, hampir 100 persen di antaranya terserap di dunia kerja. Sisanya, mereka mendapat beasiswa ke perguruan tinggi, baik di tingkat nasional atau luar negeri.
Saat ini, Pemprov Jateng terus membuka lebar akses pendidikan gratis dengan menambah 15 SMKN Jawa Tengah semi boarding tersebar di berbagai kabupaten/kota.