Jateng perluas jangkauan kelas daring kurangi angka putus sekolah

Semarang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan memperluas jangkauan kegiatan belajar mengajar berupa kelas daring sebagai upaya mengurangi angka putus sekolah.

“Kegiatan kelas virtual dilakukan di sekolah terdekat dari tempat tinggal meski bukan sekolah menengah atas (SMA),” kata Kepala Bidang Pembinaan SMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng Syamsudin Isnaini di Semarang, Kamis.

Ia menjelaskan bahwa ide awal penerapan kelas daring yang telah dijalankan sejak tahun 2019 ini karena banyak lulusan SMP yang tak bisa meneruskan sekolah karena terkendala biaya.

Menurut dia, tahap awal penerapan kelas daring menyasar anak usia sekolah yang tidak meneruskan ke jenjang sekolah menengah atas.

Ia menyebut ada dua sekolah yang menjadi pionir kelas daring yakni SMA Negeri 1 Kemusu Kabupaten Boyolali dan SMA Negeri 3 Kabupaten Brebes yang masing-masing ada satu rombongan belajar atau 36 siswa belajar.

Kedua sekolah itu dipilih karena memiliki akses yang jauh dan tingkat perekonomian masyarakat terbilang rendah.

“Persentase tatap muka kelas daring sebanyak 30 persen, sedangkan 70 persen dilakukan secara daring,” ujarnya.

Dirinya mengungkapkan bahwa kelas daring atau kelas jauh itu ada batasan umur yang mengikuti yakni berusia maksimal 21 tahun atau berada pada rentang usia siswa sekolah menengah atas (SMA) sederajat.

“Akhirnya muncul yang namanya kelas daring itu. Di mana pun dia bisa, di rumah, saat kerja itu bisa komunikasi dan dijadikan pembelajaran dengan peserta yang berasal dari berbagai latar belakang profesi,” katanya.

Baca juga: Polres Wonosobo salurkan 1.015 buku ke sekolah