Keraton Surakarta akan mengkolaborasikan pergelaran Sekaten yang diselenggarakan pada 8 September-8 Oktober 2023 dengan pemerintah daerah.
Keraton Surakarta akan kolaborasikan pergelaran Sekaten dengan pemda
Solo (ANTARA) -
Ketua Eksekutif Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Surakarta Kanjeng Pangeran Eddy Wirabumi di Solo, Jawa Tengah, Senin mengatakan sudah melakukan koordinasi dengan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka terkait hal itu.
"Pak Wali juga sudah menugaskan ke dinas terkait supaya memberikan bantuan semaksimal mungkin sehingga acara menjadi baik, karena suka tidak suka ini bagian dari daya tarik wisata Surakarta," katanya.
Salah satu yang akan dikolaborasikan yakni pelaku UMKM yang akan mengisi stan di Sekaten. Ia juga berharap agar pemerintah daerah tidak berpikir bahwa Sekaten hanya menjadi milik keraton mengingat akan banyak pengunjung dari luar kota yang datang ke Solo.
"Makin banyak yang ke sini yang mendapat kontribusi positif kan lebih luas lagi, penyedia hotel, makanan, transportasi. Sehingga pak wali menghendaki agar acara tersebut ditingkatkan kualitasnya," katanya.
Ia juga memastikan kawasan Sekaten akan lebih rapi sehingga memberikan kenyamanan kepada pengunjung.
"Khusus di Gladak yang biasanya kumuh, tahun ini kami kelola sendiri. Kami ingin menampilkan suasana lebih humanis, tidak semrawut," katanya.
Salah satu yang akan dilakukan yakni memberikan tempat khusus bagi penjual gerabah yang biasanya ada di pinggir jalan sehingga mengakibatkan macet.
"Pedagang tradisi yang jualan gerabah, yang sebelumnya memenuhi jalan sehingga mengakibatkan macet ini kami masukkan, beri tempat baik dengan harga murah jadi bisa tetap jualan," katanya.
Terkait hal itu, Gibran mengatakan akan melakukan langkah antisipasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti tahun lalu, di antaranya banyaknya copet, helm hilang, begal, dan mahalnya tarif stan.
"Sekarang Pemkot Surakarta sudah dilibatkan. Sekaten juga tidak akan mengganggu proses revitalisasi," katanya.
Baca juga: LDA Keraton Surakarta minta selesaikan masalah revitalisasi masa lalu