Realisasi kebutuhan uang di wilayah Solo Raya jelang Lebaran mencapai Rp4 triliun baik yang diambil langsung dari Bank Indonesia maupun transaksi uang kartal antarbank.
Kepala Kantor Bank Indonesia Surakarta Nugroho Joko Prastowo di Solo, Kamis memperkirakan total permintaan uang dari BI Surakarta sebesar Rp6,09 triliun.
"Itu akan ada dua sumber yaitu yang ambil langsung dari BI Rp4,1 triliun, sisanya sebesar Rp1,9 triliun dari transaksi uang kartal antarbank," katanya.
Dari perkiraan tersebut, pihaknya mencatat untuk realisasi pengambilan dari BI hingga tanggal 12 April sudah mencapai 64 persen atau Rp2,684 triliun dari Rp4,1 triliun.
"Kalau transaksi uang kartal antarbank sampai saat ini sudah Rp1,3 triliun. Jadi totalnya Rp4,001 triliun kebutuhan uang di Solo Raya sudah terealisasi. Insya Allah tidak kurang, ini proyeksi kesiapan kami secara nilai akan jauh lebih dari cukup," katanya.
Dari total uang keluar tersebut permintaan terbesar yakni untuk pecahan Rp5.000 yang mencapai Rp2,6 triliun.
Selain pecahan Rp5.000, pecahan Rp2.000 juga banyak dicari oleh masyarakat. Untuk permintaan pada pecahan ini mencapai 22 persen, selanjutnya pecahan Rp10.000 sebesar 19 persen.
Sementara itu, dikatakannya, proyeksi perputaran uang tahun ini meningkat dibandingkan periode Ramadhan dan Lebaran tahun lalu yang realisasinya mencapai Rp5,6 triliun.
Meski uang keluar tahun ini cukup besar, dikatakannya, biasanya usai Lebaran inflow atau arus uang masuk akan lebih besar.
"Usai Lebaran bisa menerima uang hingga 150 persen dari uang yang dikeluarkan karena pemudik uangnya kan tinggal di sini, jajannya di sini. Jadi misalnya kami keluar Rp4 triliun nanti masuknya bisa Rp6-7 triliun sehingga ekonomi Solo Raya bukan hanya ditopang oleh uang dari BI Solo tetapi uang yang dibawa oleh pemilik yang dikeluarkan dari BI daerah lain," katanya.