Semarang (ANTARA) - Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Semarang Jawa Tengah memastikan stok darah sampai saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan darah masyarakat, bahkan ada beberapa jenis yang kelebihan stok.
Kepala Unit Donor Darah (UDD) PMI Kota Semarang dr Nevi Seftaviani di Semarang Jumat menyebutkan, stok darah per hari ini sekitar 800 kantong darah.
"Untuk stok -darah- sekitar 800-an kantong lebih, hampir 1.000 kantong. Kalau kebutuhan setiap hari kurang lebih 200-an kantong darah," katanya.
Ia menjelaskan bahwa stok darah PMI Kota Semarang bisa dipantau secara langsung di laman resmi, dengan menampilkan stok dan permintaan.
"Bisa dipantau lewat website. Di situ ada dua tabel. Tabel atas itu jumlah stok, yang tabel bawah itu permintaan darah. Kalau kebutuhan itu hitungannya dua hari sekitar 400 kantong. Berarti sehari sekitar 200 kantong," katanya.
Sejauh ini, katanya, golongan darah yang paling banyak dibutuhkan adalah A dan O, sedangkan untuk golongan darah B sedikit, sehingga stoknya berlebih.
"Paling banyak -dicari- golongan O dan A. Yang B ini sepertinya pada sehat ya. Jadi, tidak banyak permintaan untuk golongan darah B. Di daerah lain, tidak hanya Semarang pun seperti itu," katanya.
Nevi menjelaskan pula bahwa persediaan darah tidak terbatas pada golongan darah, tetapi digolongkan juga dengan komponen, seperti sel darah merah pekat, plasma, dan trombosit.
Seiring dengan masuknya musim hujan yang berpotensi munculnya sejumlah penyakit, ia mengatakan bahwa PMI Kota Semarang telah bersiap dengan persediaan darah yang cukup.
"Persiapan khusus tidak ada ya, tapi kami tetap lihat dari tren permintaan -darah-. Kami siapkan minimal stok. Jadi, kami hitung dari permintaan sebelumnya. Kami sesuaikan," kata Nevi.
Sementara itu, Wakil Ketua PMI Kota Semarang dr Widoyono memastikan bahwa ketersediaan darah PMI Kota Semarang sampai saat ini masih mencukupi.
"PMI itu memiliki kelebihan darah karena pendonor PMI itu sukarela. Mereka sukarela datang ke sini sehingga kualitas darahnya itu Insya Allah lebih bagus," katanya.
Berbeda dengan donor darah pengganti, katanya, pendonor darah di PMI tidak mengetahui kepada siapa darah mereka akan disumbangkan karena sifatnya mereka sukarela.
Ia mengatakan bahwa ada beberapa waktu yang menjadi kewaspadaan PMI, yakni bulan-bulan tertentu yang rawan terjadi bencana.
"Dalam konteks ini, Desember, kemudian Januari, Februari kan biasanya hujan deras. Kami waspadai banjir dan rob. Di musim pancaroba ini, juga penyakit-penyakit yang -muncul- berhubungan dengan pancaroba," katanya.