Mahasiswa Filipina diajari membatik khas Kudus
Kudus, Jateng (ANTARA) - Mahasiswa dari Central Bicol State University of Agriculture (CBSUA) Filipina yang melakukan kunjungan akademik dan budaya ke kampus Universitas Muria Kudus (UMK), Jawa Tengah, berkesempatan mencoba cara membatik khas Kudus, Rabu.
Sebanyak enam mahasiswa bersama empat dosen tersebut dilatih membatik di Galeri Muria Batik Kudus yang merupakan salah satu produsen batik khas Kudus.
Dekan Fakultas Seni, Budaya dan Bahasa CBSUA Filipina, Prof Leopordo Jr Transona di Kudus, mengakui membatik menjadi pengalaman pertama kalinya sehingga sedikit gugup saat mempraktikkan.
Setelah mengetahui caranya, kata dia, akhirnya merasa senang dan bisa rileks karena untuk menghasilkan batik yang bagus tentunya butuh konsentrasi.
Apalagi, kata dia, batik merupakan pakaian dan desain yang unik karena mengandung berbagai gaya dan penuh warna, sehingga cukup bagus untuk melihat batik dan membatik, dan tentu saja kami sangat ingin membeli dan membawanya pulang ke Filipina.
"Setidaknya, kami bisa bercerita pada teman-teman bahwa ini pengalaman yang menyenangkan, bahwa ini adalah suvenir yang sangat bagus dari Indonesia," ujarnya.
Di Filipina, kata dia, juga memiliki kerajinan yang hampir mirip dengan batik, namun caranya pembuatannya berbeda.
"Aku juga punya kain seperti batik, tetapi memang mirip-mirip batik di rumahku yang merupakan hadiah dari sepupu," ujarnya.
Ia mengakui datang ke Indonesia hanya untuk mengunjungi Universitas Muria Kudus karena di UMK akan melakukan aktivitas kolaborasi dan mendapat pembandingan dalam hal akadamik, seni, budaya dan bahasa.
"Harapannya tentu agar bisa berkolaborasi untuk kegiatan seni budaya, penelitian, presentasi berbagai seni tari, dan lain-lain," kata Leopordo Jr Transona.
Sementara itu, pemilik Galeri Muria Batik Kudus Yuli Astuti mengakui senang mendapatkan kunjungan dari mahasiswa Filipina sehingga memperkenalkan budaya lokal Indonesia, terutama berbagai motif batik khas Kudus.
Selain dilatih cara menggunakan canting untuk memberi malam pada motif batik, kata dia, mereka juga dilatih menggambar pola.
Mahasiswa asal Filipina tersebut, juga mengunjungi tempat bersejarah, seperti Museum Kretek, Situs Purbakala Patiayam, Museum Jenang Kudus, serta mencicipi berbagai kuliner khas Kudus.
Sebanyak enam mahasiswa bersama empat dosen tersebut dilatih membatik di Galeri Muria Batik Kudus yang merupakan salah satu produsen batik khas Kudus.
Dekan Fakultas Seni, Budaya dan Bahasa CBSUA Filipina, Prof Leopordo Jr Transona di Kudus, mengakui membatik menjadi pengalaman pertama kalinya sehingga sedikit gugup saat mempraktikkan.
Setelah mengetahui caranya, kata dia, akhirnya merasa senang dan bisa rileks karena untuk menghasilkan batik yang bagus tentunya butuh konsentrasi.
Apalagi, kata dia, batik merupakan pakaian dan desain yang unik karena mengandung berbagai gaya dan penuh warna, sehingga cukup bagus untuk melihat batik dan membatik, dan tentu saja kami sangat ingin membeli dan membawanya pulang ke Filipina.
"Setidaknya, kami bisa bercerita pada teman-teman bahwa ini pengalaman yang menyenangkan, bahwa ini adalah suvenir yang sangat bagus dari Indonesia," ujarnya.
Di Filipina, kata dia, juga memiliki kerajinan yang hampir mirip dengan batik, namun caranya pembuatannya berbeda.
"Aku juga punya kain seperti batik, tetapi memang mirip-mirip batik di rumahku yang merupakan hadiah dari sepupu," ujarnya.
Ia mengakui datang ke Indonesia hanya untuk mengunjungi Universitas Muria Kudus karena di UMK akan melakukan aktivitas kolaborasi dan mendapat pembandingan dalam hal akadamik, seni, budaya dan bahasa.
"Harapannya tentu agar bisa berkolaborasi untuk kegiatan seni budaya, penelitian, presentasi berbagai seni tari, dan lain-lain," kata Leopordo Jr Transona.
Sementara itu, pemilik Galeri Muria Batik Kudus Yuli Astuti mengakui senang mendapatkan kunjungan dari mahasiswa Filipina sehingga memperkenalkan budaya lokal Indonesia, terutama berbagai motif batik khas Kudus.
Selain dilatih cara menggunakan canting untuk memberi malam pada motif batik, kata dia, mereka juga dilatih menggambar pola.
Mahasiswa asal Filipina tersebut, juga mengunjungi tempat bersejarah, seperti Museum Kretek, Situs Purbakala Patiayam, Museum Jenang Kudus, serta mencicipi berbagai kuliner khas Kudus.