Menteri Basuki akan naikkan kapasitas pompa di Kudus jadi 5.000 liter per detik
Kudus, Jawa Tengah (ANTARA) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menganggap kapasitas pompa pengendali banjir di Polder Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, terlalu kecil, sehingga perlu ditingkatkan menjadi 5.000 liter per detik.
"Kapasitas pompa pengendali banjir yang ada sekarang terlalu kecil karena hanya 500 liter per detik. Sedangkan, menurut perhitungan kami minimum 5.000 liter per detik," ujarnya ditemui di sela meninjau Polder Pengendali Banjir Jati Kudus, Kamis.
Untuk itulah, kata dia, Kementerian PUPR akan melakukan peningkatan kapasitas mesin pompanya agar banjirnya cepat surut atau tidak terlalu lama menggenangi pemukiman warga Desa Jati Wetan.
Nantinya, imbuh dia, mesin pompa yang terpasang di polder tersebut akan dibongkar dan diganti dengan yang berkapasitas lebih besar.
"Upaya pemerintah ini demi masyarakat bukan buat saya. Saya malu kalau kebanjiran terus. Harus segera dicarikan solusi buat masyarakat," ujarnya.
Meskipun nantinya ada upaya penggantian mesin pompa dan lainnya, dia memastikan, tidak perlu ada pembebasan lahan karena nantinya akan dilakukan upaya rekayasa, seperti penggeseran tanggul.
Kehadiran Menteri PUPR juga diikuti dengan kehadiran sejumlah mobil pompa penyedot banjir karena sebelumnya hanya ada dua unit mobil yang membantu menyedot genangan banjir di kawasan Desa Jati Wetan untuk dibuang ke Sungai Wulan.
Tercatat ada tambahan empat unit mobil penyedot banjir dengan kapasitas 500 liter per detik. Sedangkan pompa yang ada di Polder Pengendali Banjir Jati Wetan awalnya ada tiga unit mesin, namun satu di antaranya mati.
Dua mesin pompa yang bisa dioperasikan memiliki kapasitas 100 liter per detik dan 500 liter per detik merupakan mesin yang baru pengadaan akhir tahun 2022.
Kondisi banjir di Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kudus, juga mulai surut. Akan tetapi pengungsi masih banyak yang bertahan di tempat pengungsian.
Baca juga: Jumlah pengungsi banjir Kudus terus bertambah
Baca juga: Banjir di Kudus, jumlah pengungsi terus bertambah
Baca juga: Banjir Kudus, pemkab salurkan 6,5 ton beras untuk posko pengungsian
"Kapasitas pompa pengendali banjir yang ada sekarang terlalu kecil karena hanya 500 liter per detik. Sedangkan, menurut perhitungan kami minimum 5.000 liter per detik," ujarnya ditemui di sela meninjau Polder Pengendali Banjir Jati Kudus, Kamis.
Untuk itulah, kata dia, Kementerian PUPR akan melakukan peningkatan kapasitas mesin pompanya agar banjirnya cepat surut atau tidak terlalu lama menggenangi pemukiman warga Desa Jati Wetan.
Nantinya, imbuh dia, mesin pompa yang terpasang di polder tersebut akan dibongkar dan diganti dengan yang berkapasitas lebih besar.
"Upaya pemerintah ini demi masyarakat bukan buat saya. Saya malu kalau kebanjiran terus. Harus segera dicarikan solusi buat masyarakat," ujarnya.
Meskipun nantinya ada upaya penggantian mesin pompa dan lainnya, dia memastikan, tidak perlu ada pembebasan lahan karena nantinya akan dilakukan upaya rekayasa, seperti penggeseran tanggul.
Kehadiran Menteri PUPR juga diikuti dengan kehadiran sejumlah mobil pompa penyedot banjir karena sebelumnya hanya ada dua unit mobil yang membantu menyedot genangan banjir di kawasan Desa Jati Wetan untuk dibuang ke Sungai Wulan.
Tercatat ada tambahan empat unit mobil penyedot banjir dengan kapasitas 500 liter per detik. Sedangkan pompa yang ada di Polder Pengendali Banjir Jati Wetan awalnya ada tiga unit mesin, namun satu di antaranya mati.
Dua mesin pompa yang bisa dioperasikan memiliki kapasitas 100 liter per detik dan 500 liter per detik merupakan mesin yang baru pengadaan akhir tahun 2022.
Kondisi banjir di Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kudus, juga mulai surut. Akan tetapi pengungsi masih banyak yang bertahan di tempat pengungsian.
Baca juga: Jumlah pengungsi banjir Kudus terus bertambah
Baca juga: Banjir di Kudus, jumlah pengungsi terus bertambah
Baca juga: Banjir Kudus, pemkab salurkan 6,5 ton beras untuk posko pengungsian