BI dorong masyarakat optimalkan biaya kesehatan untuk pencegahan
Purwokerto (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto mendorong masyarakat, khususnya di wilayah perkotaan agar lebih mengoptimalkan biaya kesehatan yang ditujukan untuk pencegahan penyakit ketimbang digunakan untuk pengobatan.
Kepala KPw BI Purwokerto Rony Hartawan dalam keterangannya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin, mengatakan berdasarkan data statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2021, angka kesakitan di daerah perkotaan lebih tinggi dibandingkan di perdesaan, karena gaya hidup yang kurang sehat seperti kurang gerak.
"Wajar di kota kan naik mobil ke kantor, duduk, mengetik, (pakai) AC, pulang, dan begitu terus," katanya.
Selain itu, kata dia, gaya hidup kurang sehat juga ditunjukkan oleh konsumsi makan yang meningkatkan obesitas serta faktor polusi udara di kota.
Bahkan, lanjut dia, di antara orang-orang yang sakit itu justru banyak yang berasal dari kelompok masyarakat yang kemampuan ekonominya tergolong tinggi.
Menurut dia, data BPS juga menyebutkan bahwa dari total biaya untuk kesehatan, 64,93 persen diantaranya digunakan untuk pengobatan, sekitar 22 persen untuk preventif, dan sisanya buat beli obat.
"Kan yang 64,93 persen dari biaya kesehatan itu sebaiknya digunakan untuk preventif, bukan untuk pengobatan. Padahal, mencegah lebih baik daripada mengobati," katanya.
Rony mengaku sempat membaca kata bijak dari Dalai Lama yang intinya menyatakan jika pikiran tenang akan membangkitkan kepercayaan diri dan jiwanya lebih bersih, sehingga dapat mendorong ke kesehatan tubuh.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya pada Sabtu (12/3) menggelar acara "Bincang Sehat Pejuang Rupiah bersama Ade Rai".
Menurut dia, hal itu ditujukan untuk memberikan pemahaman tentang pola hidup sehat kepada masyarakat khususnya pegawai dan pensiunan KPw BI Purwokerto.
"Kalau bisa melaksanakan pola hidup sehat, biaya kesehatan yang ditujukan untuk pengobatan tentunya dapat ditekan, karena lebih baik mencegah daripada harus mengobati," katanya.
Sementara dalam tayangan video "Bincang Sehat Pejuang Rupiah bersama Ade Rai" yang diunggah ke kanal Bank Indonesia Purwokerto di YouTube, Ade Rai memaparkan definisi sehat yang digambarkan dengan empat roda mobil, yakni roda badan, roda pikiran, roda emosi, dan roda energi kehidupan.
"Kunci dari sehat adalah kesenangan. Ketika kita mampu menciptakan kesenangan pada badan kita, yang terjadi sehat itu sendiri. Ketika kita mampu menciptakan kesenangan pada pikiran kita, yang terjadi adalah kedamaian," katanya.
Ketika manusia mampu menciptakan kesenangan pada emosinya, kata dia, yang akan terjadi adalah kecintaan atau kasih sayang.
Binaragawan yang memiliki nama lengkap I Gusti Agung Rai Kusuma Yudha itu juga menjelaskan arti pentingnya pola hidup sehat, khususnya dalam hal mengonsumsi makanan yang baik untuk kesehatan.
Kepala KPw BI Purwokerto Rony Hartawan dalam keterangannya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin, mengatakan berdasarkan data statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2021, angka kesakitan di daerah perkotaan lebih tinggi dibandingkan di perdesaan, karena gaya hidup yang kurang sehat seperti kurang gerak.
"Wajar di kota kan naik mobil ke kantor, duduk, mengetik, (pakai) AC, pulang, dan begitu terus," katanya.
Selain itu, kata dia, gaya hidup kurang sehat juga ditunjukkan oleh konsumsi makan yang meningkatkan obesitas serta faktor polusi udara di kota.
Bahkan, lanjut dia, di antara orang-orang yang sakit itu justru banyak yang berasal dari kelompok masyarakat yang kemampuan ekonominya tergolong tinggi.
Menurut dia, data BPS juga menyebutkan bahwa dari total biaya untuk kesehatan, 64,93 persen diantaranya digunakan untuk pengobatan, sekitar 22 persen untuk preventif, dan sisanya buat beli obat.
"Kan yang 64,93 persen dari biaya kesehatan itu sebaiknya digunakan untuk preventif, bukan untuk pengobatan. Padahal, mencegah lebih baik daripada mengobati," katanya.
Rony mengaku sempat membaca kata bijak dari Dalai Lama yang intinya menyatakan jika pikiran tenang akan membangkitkan kepercayaan diri dan jiwanya lebih bersih, sehingga dapat mendorong ke kesehatan tubuh.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya pada Sabtu (12/3) menggelar acara "Bincang Sehat Pejuang Rupiah bersama Ade Rai".
Menurut dia, hal itu ditujukan untuk memberikan pemahaman tentang pola hidup sehat kepada masyarakat khususnya pegawai dan pensiunan KPw BI Purwokerto.
"Kalau bisa melaksanakan pola hidup sehat, biaya kesehatan yang ditujukan untuk pengobatan tentunya dapat ditekan, karena lebih baik mencegah daripada harus mengobati," katanya.
Sementara dalam tayangan video "Bincang Sehat Pejuang Rupiah bersama Ade Rai" yang diunggah ke kanal Bank Indonesia Purwokerto di YouTube, Ade Rai memaparkan definisi sehat yang digambarkan dengan empat roda mobil, yakni roda badan, roda pikiran, roda emosi, dan roda energi kehidupan.
"Kunci dari sehat adalah kesenangan. Ketika kita mampu menciptakan kesenangan pada badan kita, yang terjadi sehat itu sendiri. Ketika kita mampu menciptakan kesenangan pada pikiran kita, yang terjadi adalah kedamaian," katanya.
Ketika manusia mampu menciptakan kesenangan pada emosinya, kata dia, yang akan terjadi adalah kecintaan atau kasih sayang.
Binaragawan yang memiliki nama lengkap I Gusti Agung Rai Kusuma Yudha itu juga menjelaskan arti pentingnya pola hidup sehat, khususnya dalam hal mengonsumsi makanan yang baik untuk kesehatan.