Magelang (ANTARA) - Puluhan kader Muhammadiyah eks-Karisidenan Kedu, Jawa Tengah, mengikuti pendidikan lanjutan regu gerak cepat (RGC) Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) dan Baitul Arqom Dasar (BAD) di Kajoran, Kabupaten Magelang.
"Kesiapan mental, moral, maupun kekuatan fisik mereka digembleng selama tiga hari. Mereka diproyeksikan menjadi kader-kader Muhammadiyah yang tangguh dan berkemajuan," kata Komandan Kokam Kabupaten Magelang Irfan Widi Susetyo dalam siaran pers, Senin.
Ia menjelaskan peserta pendidikan lanjutan RGC Kokam ini sebelumnya telah mengikuti pendidikan dasar di daerah masing-masing. Pendidikan lanjutan sebagai bentuk persiapan anggota Kokam menguasai unit fungsional. Juga menjadi teladan bagi anggota lainnya.
"Mereka yang mengikuti kegiatan ini paling siap di antara teman-temannya," katanya.
Kegiatan ini tidak luput dari pantauan Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jawa Tengah Eko Pujiatmoko. Dia menyambangi para peserta pendidikan lanjutan serta memberikan motivasi.
Menurut Eko kader-kader Muhammadiyah di zaman sekarang mempunyai banyak tantangan. Tetapi harus mengedepankan misi kemanusian dan ekologi. Berjuang untuk kemanusiaan dan menjaga alam adalah sebuah keharusan.
Ia mencontohkan tentang keberhasilan Kepala Desa Sambak dalam menggerakkan ratusan petani untuk memberdayakan potensi lahan hutan di wilayah setempat. Contoh inspiratif lainnya adalah dari Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Keji, Kecamatan Muntilan. Bagaimana dia mengolah limbah kayu lapis menjadi produk furniture.
"Inilah arti menjaga misi ekologi. Keteladanan pimpinan, baik dari persyarikatan atau pemerintah harus dijadikan contoh," katanya.
Ia menyampaikan tidak kalah penting adalah merawat NKRI dengan persatuan dan persaudaraan.
"Kami berharap, nantinya lahir kader-kader militan yang siap menjaga persyarikatan dan bangsa ini," katanya.