Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen meminta agar penanganan anak yatim piatu yang orang tuanya meninggal karena COVID-19, diutamakan oleh pemerintah daerah setempat, khususnya di kabupaten dengan kemiskinan ekstrem.
"Karena instruksinya adalah bagaimana menangani (kemiskinan ekstrem) di lima kabupaten, di bawahnya ada kecamatan, diturunannya ada desa, kami tadi mendorong organisasi perangkat daerah (OPD) yang memiliki desa dampingan di lima kabupaten tersebut. Utamanya untuk penanganan anak yatim piatu, yatim, piatu di kawasan tersebut untuk diprioritaskan," katanya di Semarang, Kamis.
Lima kabupaten di Jateng dengan kemiskinan ekstrem itu adalah Kabupaten Banjarnegara, Banyumas, Pemalang, Kebumen, dan Brebes.
Gus Yasin, sapaan Wagub Jateng menjelaskan bahwa jajarannya saat ini sudah melakukan pendampingan kebutuhan bagi anak yatim piatu korban COVID-19 di Jateng.
Baca juga: Jateng lindungi yatim piatu korban COVID-19 secara terstruktur
Menurutnya Pemprov Jateng juga segera melakukan langkah terkait penanganan anak yatim piatu sesuai dengan kebutuhan yang bersangkutan.
"Misalnya pendidikan, bagaimana keberlangsungan hidup mereka, siapa yang mengasuh. Itu kita 'assesment' semuanya," katanya.
Hal tersebut disampaikan Gus Yasin setelah mengikuti pengarahan dari Wakil Presiden Ma'ruf Amin pada Rapat Penanganan Kemiskinan Ekstrem lima kabupaten di Gedung Gradhika Bhakti Praja, komplek kantor Gubernur Jateng.
Baca juga: Wagub Jateng ajak warga jadi orang tua asuh anak yatim piatu akibat COVID
Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Provinsi Jatemg Maskur menambahkan pihaknya sudah menyerahkan data anak yatim piatu yang tinggal di desa dampingan OPD Jateng.
"Minggu ini sudah kami kirim data anak yatim, anak piatu, dan anak yatim piatu ke masing-masing OPD," katanya saat dikonfirmasi melalui telepon.
Ia menyebut sampai saat ini ada sebanyak 81 desa dampingan di Jateng yang diketahui terdapat anak yatim, anak piatu, dan anak yatim piatu COVID-19.
"Kami akan koordinasi hingga sebulan ke depan terkait progres penanganan dari masing-masing OPD," demikian Maskur. (LHP)
Baca juga: 407 anak di Semarang kehilangan orang tua akibat COVID-19