Gus Yusuf : Saatnya Jawa Tengah dipimpin santri
Semarang (ANTARA) - Pengasuh Pondok Pesantren API Tegalrejo, Magelang, KH Muhammad Yusuf Chudlori, atau yang akrab disapa Gus Yusuf menyampaikan bahwa sudah saatnya Jawa Tengah dipimpin oleh kalangan santri.
Gus Yusuf yang juga dikenal sebagai budayawan ini menyebut pasangan Ahmad Luthfi dan Taj Yasin (Gus Yasin) sebagai sosok yang layak mewakili kalangan santri.
"Ahmad Luthfi itu santri dan warga NU yang kebetulan lama berkiprah di kepolisian. Sedangkan Gus Yasin punya pengalaman di birokrasi, dan merupakan putra almarhum KH Maimoen Zubair, ulama dan guru yang sangat dihormati,” katanya, di acara pengajian rutin di Pondok Pesantren API Al Huda, Mertoyudan, Magelang, Jumat.
Pengajian tersebut dihadiri sekitar lima ribu santri dan warga dari berbagai daerah di Jawa Tengah.
Menurut dia, kombinasi keduanya menjadi kekuatan besar untuk "ngopeni dan nglakoni" masyarakat jika kelak terpilih sebagai gubernur dan wakil gubernur Jateng.
Ia menilai kehadiran pemimpin dengan latar belakang santri akan memastikan pemerintahan yang lebih dekat dan peduli pada rakyat.
"Jika ada calon yang benar-benar mewakili santri maka para santri wajib hukumnya mendukung," katanya.
Sebelum berkarier di kepolisian, kata dia, Luthfi pernah "nyantri" di Al Islah, Kediri, di bawah asuhan KH Toha.
"Dengan latar belakang dan pengalamannya, Pak Luthfi menjadi sosok yang pas memimpin Jawa Tengah. Saya yakin pasangan Luthfi-Yasin bisa membawa perubahan positif di Jawa Tengah, sekaligus membawa aspirasi santri ke ranah pemerintahan," katanya.
Gus Yusuf yang juga dikenal sebagai budayawan ini menyebut pasangan Ahmad Luthfi dan Taj Yasin (Gus Yasin) sebagai sosok yang layak mewakili kalangan santri.
"Ahmad Luthfi itu santri dan warga NU yang kebetulan lama berkiprah di kepolisian. Sedangkan Gus Yasin punya pengalaman di birokrasi, dan merupakan putra almarhum KH Maimoen Zubair, ulama dan guru yang sangat dihormati,” katanya, di acara pengajian rutin di Pondok Pesantren API Al Huda, Mertoyudan, Magelang, Jumat.
Pengajian tersebut dihadiri sekitar lima ribu santri dan warga dari berbagai daerah di Jawa Tengah.
Menurut dia, kombinasi keduanya menjadi kekuatan besar untuk "ngopeni dan nglakoni" masyarakat jika kelak terpilih sebagai gubernur dan wakil gubernur Jateng.
Ia menilai kehadiran pemimpin dengan latar belakang santri akan memastikan pemerintahan yang lebih dekat dan peduli pada rakyat.
"Jika ada calon yang benar-benar mewakili santri maka para santri wajib hukumnya mendukung," katanya.
Sebelum berkarier di kepolisian, kata dia, Luthfi pernah "nyantri" di Al Islah, Kediri, di bawah asuhan KH Toha.
"Dengan latar belakang dan pengalamannya, Pak Luthfi menjadi sosok yang pas memimpin Jawa Tengah. Saya yakin pasangan Luthfi-Yasin bisa membawa perubahan positif di Jawa Tengah, sekaligus membawa aspirasi santri ke ranah pemerintahan," katanya.