Menko PMK apresiasi vaksinasi COVID-19 di Kudus sudah di perdesaan
Kudus (ANTARA) - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengapresiasi pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, yang sudah sampai perdesaan sehingga mencegah kemungkinan terjadinya klaster virus corona.
"Sebelumnya Kabupaten Kudus menjadi salah satu wilayah dengan temuan kasus COVID-19 tertinggi di Jateng dan Indonesia, kini jumlah kasusnya sangat landai berkat kerja sama yang melibatkan semua pihak," ujarnya di sela-sela pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Klinik PKU Muhammadiyah Darussalam Medika Getasrabi, Kecamatan Gebog, Kudus, Sabtu (11/9).
Ia menyadari bahwa tanpa peran serta masyarakat, terutama pentahelik terutama kelompok masyarakat pengusaha dan perguruan tinggi, kemudian civil society, termasuk organisasi masyarakat juga sangat membantu. Karena dukungan tersebut corona bisa segera diatasi.
Meskipun sudah menjalani vaksinasi, masyarakat tetap harus menerapkan protokol kesehatan mulai dari mencuci tangan pakai sabun, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan serta mengurangi mobilitas di luar rumah.
"Ketika masyarakt terbiasa menggunakan masker tanpa harus disuruh dan diawasi petugas baik dari Kepolisian maupun TNI dan Satpol PP, tentunya penanganan kasus corona semakin baik," ujarnya.
Ketika temuan kasus COVID-19 di Tanah Air makin menurun maka status pandemi bisa menjadi endemi yang artinya kasusnya nanti tidak sampai berkembang secara besar-besaran dan aturannya juga tidak seketat saat pandemi.
Pada era endemi, masyarakat bisa bekerja secara normal kembali. Setiap terjadi kasus segera diatasi dengan cepat, bagi yang sakit diobati dan yang dicurigai segera dilacak, sedangkan yang mengalami kontak langsung tanpa ada gejala diawasi sampai benar-benar dipastikan tidak tertular.
"Hal terpenting ada kesadaran masyarakat ketika mengalami gejala bisa segera dilakukan pengobatan, sedangkan yang mengalami kontak bisa isolasi. Semuanya tergantung masyarakat," ujarnya.
Masyarakat juga diingatkan tetap waspada agar peningkatan kasus tidak terjadi kembali.
"Sebelumnya Kabupaten Kudus menjadi salah satu wilayah dengan temuan kasus COVID-19 tertinggi di Jateng dan Indonesia, kini jumlah kasusnya sangat landai berkat kerja sama yang melibatkan semua pihak," ujarnya di sela-sela pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Klinik PKU Muhammadiyah Darussalam Medika Getasrabi, Kecamatan Gebog, Kudus, Sabtu (11/9).
Ia menyadari bahwa tanpa peran serta masyarakat, terutama pentahelik terutama kelompok masyarakat pengusaha dan perguruan tinggi, kemudian civil society, termasuk organisasi masyarakat juga sangat membantu. Karena dukungan tersebut corona bisa segera diatasi.
Meskipun sudah menjalani vaksinasi, masyarakat tetap harus menerapkan protokol kesehatan mulai dari mencuci tangan pakai sabun, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan serta mengurangi mobilitas di luar rumah.
"Ketika masyarakt terbiasa menggunakan masker tanpa harus disuruh dan diawasi petugas baik dari Kepolisian maupun TNI dan Satpol PP, tentunya penanganan kasus corona semakin baik," ujarnya.
Ketika temuan kasus COVID-19 di Tanah Air makin menurun maka status pandemi bisa menjadi endemi yang artinya kasusnya nanti tidak sampai berkembang secara besar-besaran dan aturannya juga tidak seketat saat pandemi.
Pada era endemi, masyarakat bisa bekerja secara normal kembali. Setiap terjadi kasus segera diatasi dengan cepat, bagi yang sakit diobati dan yang dicurigai segera dilacak, sedangkan yang mengalami kontak langsung tanpa ada gejala diawasi sampai benar-benar dipastikan tidak tertular.
"Hal terpenting ada kesadaran masyarakat ketika mengalami gejala bisa segera dilakukan pengobatan, sedangkan yang mengalami kontak bisa isolasi. Semuanya tergantung masyarakat," ujarnya.
Masyarakat juga diingatkan tetap waspada agar peningkatan kasus tidak terjadi kembali.