Muhammadiyah Kudus siapkan shelter isolasi penderita COVID-19
Selain sukarelawan menjaga warga yang isolasi, juga membantu mengomunikasikan dengan pihak RS ketika dalam kondisi darurat.
Kudus (ANTARA) - Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, turut membantu pemerintah daerah setempat dengan menyiapkan tempat penampungan sementara (shelter) untuk isolasi mandiri bagi warga yang terpapar corona menyusul terjadinya lonjakan kasus COVID-19 di wilayah itu.
Peresmian shelter isolasi mandiri yang diberi nama "Pesantren COVID-19 Shelter MCCC UMKU" ditandai dengan pemotongan pita oleh Bupati Kudus Hartopo didampingi Rektor Universitas Muhammadiyah Kudus Rusnoto dan Direktur RS Aisyiyah Hilal Ariadi, Rabu.
"Penyediaan tempat isolasi mandiri ini hasil kerja sama PD Muhammadiyah Kudus bekerja sama dengan Muhammadiyah COVID-19 Command Center (MCCC), LAZISMU, Universitas Muhammadiyah Kudus, dan Rumah Sakit Aisyiyah Kudus," kata Rektor Universitas Muhammadiyah Kudus Rusnoto ditemui usai peresmian Pesantren COVID-19 Shelter MCCC UMKU di Kudus, Rabu.
Jumlah kamar yang tersedia, kata dia, sebanyak 16 kamar dengan kapasitas 32 orang dan setiap hari ada enam tenaga kesehatan yang bertugas yang dibagi tiga shif jaga, serta ada relawan yang bertugas selama 24 jam.
Selain sukarelawan menjaga warga yang isolasi, juga akan membantu mengomunikasikan dengan pihak rumah sakit ketika dalam kondisi darurat, seperti harus segera dirawat di rumah sakit.
Tenaga kesehatan yang disiapkan untuk pantau kesehatannya berasal dari RS Aisyiyah, Balai Pengobatan Aisyiyah Janggalan, BP Aisyiyah Purwosari dan BP Aisyiyah Undaan. Sedangkan kebutuhan makan dan minumnya juga ditanggung oleh PD Muhammadiyah Kudus dibantu LAZISMU dan RS Aisyiyah Kudus serta donasi dari masyarakat.
Direktur Rumah Sakit Aisyiyah Kudus Hilal Ariadi menambahkan tim kesehatan dari RS Aisyiyah akan memantau perkembangan pasien melalui visit dokter setiap hari. Jika ditemukan ada gejala yang berat, maka akan disediakan ambulans untuk mengantar ke IGD RS Aisyiyah untuk dilanjutkan pemeriksaan.
"Jika setelah diperiksa ternyata harus isolasi mandiri, maka pasien dikembalikan ke shelter, dan jika kondisinya gawat maka akan dirawat inapkan di rumah sakit," ujarnya.
Bupati Kudus Hartopo mengapresiasi kepedulian pengurus Muhammadiyah Kudus menyiapkan tempat isolasi penderita COVID-19 sehingga jika semua elemen masyarakat mengikuti jejak PD Muhammadiyah Kudus, maka masyarakat Kudus tidak perlu bersusah payah melakukan isolasi di luar kota.
"Semoga ini menginspirasi dan menggerakkan semua pihak untuk berbuat serta bersinergi bersama melawan pandemi," ujarnya.
Baca juga: Dua orang positif corona saat tes antigen acak di pusat perbelanjaan Kudus
Baca juga: Boyolali waspadai penambahan kasus COVID-19 dari Kudus
Peresmian shelter isolasi mandiri yang diberi nama "Pesantren COVID-19 Shelter MCCC UMKU" ditandai dengan pemotongan pita oleh Bupati Kudus Hartopo didampingi Rektor Universitas Muhammadiyah Kudus Rusnoto dan Direktur RS Aisyiyah Hilal Ariadi, Rabu.
"Penyediaan tempat isolasi mandiri ini hasil kerja sama PD Muhammadiyah Kudus bekerja sama dengan Muhammadiyah COVID-19 Command Center (MCCC), LAZISMU, Universitas Muhammadiyah Kudus, dan Rumah Sakit Aisyiyah Kudus," kata Rektor Universitas Muhammadiyah Kudus Rusnoto ditemui usai peresmian Pesantren COVID-19 Shelter MCCC UMKU di Kudus, Rabu.
Jumlah kamar yang tersedia, kata dia, sebanyak 16 kamar dengan kapasitas 32 orang dan setiap hari ada enam tenaga kesehatan yang bertugas yang dibagi tiga shif jaga, serta ada relawan yang bertugas selama 24 jam.
Selain sukarelawan menjaga warga yang isolasi, juga akan membantu mengomunikasikan dengan pihak rumah sakit ketika dalam kondisi darurat, seperti harus segera dirawat di rumah sakit.
Tenaga kesehatan yang disiapkan untuk pantau kesehatannya berasal dari RS Aisyiyah, Balai Pengobatan Aisyiyah Janggalan, BP Aisyiyah Purwosari dan BP Aisyiyah Undaan. Sedangkan kebutuhan makan dan minumnya juga ditanggung oleh PD Muhammadiyah Kudus dibantu LAZISMU dan RS Aisyiyah Kudus serta donasi dari masyarakat.
Direktur Rumah Sakit Aisyiyah Kudus Hilal Ariadi menambahkan tim kesehatan dari RS Aisyiyah akan memantau perkembangan pasien melalui visit dokter setiap hari. Jika ditemukan ada gejala yang berat, maka akan disediakan ambulans untuk mengantar ke IGD RS Aisyiyah untuk dilanjutkan pemeriksaan.
"Jika setelah diperiksa ternyata harus isolasi mandiri, maka pasien dikembalikan ke shelter, dan jika kondisinya gawat maka akan dirawat inapkan di rumah sakit," ujarnya.
Bupati Kudus Hartopo mengapresiasi kepedulian pengurus Muhammadiyah Kudus menyiapkan tempat isolasi penderita COVID-19 sehingga jika semua elemen masyarakat mengikuti jejak PD Muhammadiyah Kudus, maka masyarakat Kudus tidak perlu bersusah payah melakukan isolasi di luar kota.
"Semoga ini menginspirasi dan menggerakkan semua pihak untuk berbuat serta bersinergi bersama melawan pandemi," ujarnya.
Baca juga: Dua orang positif corona saat tes antigen acak di pusat perbelanjaan Kudus
Baca juga: Boyolali waspadai penambahan kasus COVID-19 dari Kudus