Warga Kudus jalani isolasi di Kabupaten Boyolali bertambah 23 orang
Ring tiga dijaga oleh petugas TNI/Polri dan diperlakukan prokes ketat dengan pakai masker dobel lapis.
Boyolali (ANTARA) - Jumlah warga Kabupaten Kudus terkonfirmasi positif COVID-19 yang digeser menjalani isolasi terpusatkan di Asrama Haji Donohudan Boyolali, Senin, bertambah 23 orang.
Rombangan warga asal Kudus yang menjalani isolasi COVID-19 tersebut dengan menumpang dua kendaraan minibus tiba masuk Asrama Haji Donohudan Boyolali, sekitar pukul 13.30 WIB, langsung sesuai protokol kesehatan dilakukan penyemprotan disinfektan kendaraannya.
Dua kendaraan minibus yang masuk halaman Asrama Haji Donohudan Boyolali langsung menuju ke belakang gedung Medinah untuk dilakukan pemeriksaan oleh tim nakes dengan memakai alat pelindfung diri (APD) lengkap. Dengan bertambahnya 23 orang, sehingga totalnya yang menjalani isolasi menjadi 92 orang asal Kudus.
Menurut Kepala Polres Boyolali AKBP Morry Ermond pihaknya bersama Komandan Kodim 0724/Boyolali Letkol Inf Aris Prasetyo sebagai pengendali lapangan di Asrama Haji Donohudan sudah siap 100 persen dapat menerima warga COVID-19 dari daerah manapun di Jateng termasuk asal Kabupaten Kudus.
Warga Kudus yang OTG tahap pertama sudah digeser menjalani isolasi terpusat di Asrama Haji Donohudan ini, pada Minggu (6/6) malam, sebanyak 69 orang, dan Senin siang, datang lagi sebanyak 23 orang sehingga totalnya menjadi 92 orang, dan satu pasien di antaranya, dirujuk di rumah sakit.
Baca juga: Sambangi rumah warga Kudus, polisi ajak patuhi prokes cegah COVID-19
Menurut Kapolres pergeseran warga Kudus OTG, pada Senin ini, sebanyak 23 orang dengan dua kendaraan minibus tiba di Asrama Haji Donohudan, sekitar pukul 13.30 WIB. Kendaraan pembawa pasien setelah semprotkan disinfektan langsung masuk ke ring dua untuk pemeriksaan oleh tim medis.
"Kami melakukan tiga ring pengamanan, di asrama haji. Ring tiga dengan dijaga oleh petugas TNI/Polri dan diperlakukan prokes ketat menggunakan masker dobel lapis. Pada ring dua dan satu wajib menggunakan APD lengkap. Jadi kami tidak bisa sembarangan dari ring tiga masuk ke ringan dua atau satu," kata Kapolres.
Kapolres mengatakan tempat isolasi terpusat di Asrama Haji Donohudan Boyolali sudah lengkap, ada tempat tidur setiap ruangan bisa diisi delapan orang. Makan pagi, siang, dan malam terjamin, tetapi makan diatur waktunya ada jadwalnya, penanggung jawabnya salah satu usaha katering di asrama.
Pada ring satu dan dua, kata Kapolres, tidak bisa sembarangan orang masuk menaruh makanan, karena semua petugas nakes harus menggunakan alat pelindung diri (APD) dengan lengkap.
"Saya menjamin bersama Dandim dan berkoordinasi dengan pihak pengelola asrama haji sudah didukung seluruhnya dari Pemerintah Provinsi Jateng. Isolasi di asrama haji statusnya untuk pasien OTG, sehingga yang bergejala diarahkan dibawa ke RS Tentara Slamet Riyadi dan dr. Moewardi Solo," kata Kapolres.
Namun, pihaknya sudah sepakat akan menyediakan perencanaan kontenjensi apabila ketersediaan ruang ICU untuk pasien bergejala penuh, maka bisa disiapkan bangsal di asrama haji ini, akan disiapkan peralatan kesehatan standart ICU termasuk tenaga dokternya.
Baca juga: Rumah sakit rujukan COVID-19 di Kudus diminta prioritaskan warga lokal
Rombangan warga asal Kudus yang menjalani isolasi COVID-19 tersebut dengan menumpang dua kendaraan minibus tiba masuk Asrama Haji Donohudan Boyolali, sekitar pukul 13.30 WIB, langsung sesuai protokol kesehatan dilakukan penyemprotan disinfektan kendaraannya.
Dua kendaraan minibus yang masuk halaman Asrama Haji Donohudan Boyolali langsung menuju ke belakang gedung Medinah untuk dilakukan pemeriksaan oleh tim nakes dengan memakai alat pelindfung diri (APD) lengkap. Dengan bertambahnya 23 orang, sehingga totalnya yang menjalani isolasi menjadi 92 orang asal Kudus.
Menurut Kepala Polres Boyolali AKBP Morry Ermond pihaknya bersama Komandan Kodim 0724/Boyolali Letkol Inf Aris Prasetyo sebagai pengendali lapangan di Asrama Haji Donohudan sudah siap 100 persen dapat menerima warga COVID-19 dari daerah manapun di Jateng termasuk asal Kabupaten Kudus.
Warga Kudus yang OTG tahap pertama sudah digeser menjalani isolasi terpusat di Asrama Haji Donohudan ini, pada Minggu (6/6) malam, sebanyak 69 orang, dan Senin siang, datang lagi sebanyak 23 orang sehingga totalnya menjadi 92 orang, dan satu pasien di antaranya, dirujuk di rumah sakit.
Baca juga: Sambangi rumah warga Kudus, polisi ajak patuhi prokes cegah COVID-19
Menurut Kapolres pergeseran warga Kudus OTG, pada Senin ini, sebanyak 23 orang dengan dua kendaraan minibus tiba di Asrama Haji Donohudan, sekitar pukul 13.30 WIB. Kendaraan pembawa pasien setelah semprotkan disinfektan langsung masuk ke ring dua untuk pemeriksaan oleh tim medis.
"Kami melakukan tiga ring pengamanan, di asrama haji. Ring tiga dengan dijaga oleh petugas TNI/Polri dan diperlakukan prokes ketat menggunakan masker dobel lapis. Pada ring dua dan satu wajib menggunakan APD lengkap. Jadi kami tidak bisa sembarangan dari ring tiga masuk ke ringan dua atau satu," kata Kapolres.
Kapolres mengatakan tempat isolasi terpusat di Asrama Haji Donohudan Boyolali sudah lengkap, ada tempat tidur setiap ruangan bisa diisi delapan orang. Makan pagi, siang, dan malam terjamin, tetapi makan diatur waktunya ada jadwalnya, penanggung jawabnya salah satu usaha katering di asrama.
Pada ring satu dan dua, kata Kapolres, tidak bisa sembarangan orang masuk menaruh makanan, karena semua petugas nakes harus menggunakan alat pelindung diri (APD) dengan lengkap.
"Saya menjamin bersama Dandim dan berkoordinasi dengan pihak pengelola asrama haji sudah didukung seluruhnya dari Pemerintah Provinsi Jateng. Isolasi di asrama haji statusnya untuk pasien OTG, sehingga yang bergejala diarahkan dibawa ke RS Tentara Slamet Riyadi dan dr. Moewardi Solo," kata Kapolres.
Namun, pihaknya sudah sepakat akan menyediakan perencanaan kontenjensi apabila ketersediaan ruang ICU untuk pasien bergejala penuh, maka bisa disiapkan bangsal di asrama haji ini, akan disiapkan peralatan kesehatan standart ICU termasuk tenaga dokternya.
Baca juga: Rumah sakit rujukan COVID-19 di Kudus diminta prioritaskan warga lokal