Banjarnegara (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan menggelar kegiatan sekolah lapang geofisika di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, guna meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai upaya mitigasi bencana.
"Bulan September tahun ini kita akan adakan kegiatan sekolah lapang geofisika di Kabupaten Purworejo," kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie di Banjarnegara, Senin.
Pihaknya juga akan memasang alat penyebarluasan informasi gempa dan peringatan dini tsunami generasi terbaru yakni Warning Receiver System (WRS) NewGen di Kabupaten Purworejo yang merupakan teknologi terobosan baru.
Baca juga: Sekolah lapang iklim membantu petani bercocok tanam tepat waktu
"Alat ini memberikan informasi gempa secara lebih cepat karena bersifat waktu nyata secara otomatis dari BMKG, untuk itu kami imbau untuk mengoptimalkan pemanfaatan informasi dari perangkat yang sudah dipasang di sejumlah lokasi di Jawa Tengah," katanya.
Selain itu, pihaknya juga akan menyosialisasikan prototipe aplikasi sistem peringatan dini (early warning system/ews) sirine tsunami berbasis telepon selular android ke sejumlah instansi di wilayah sekitar.
"Kami terus melakukan sosialisasi aplikasi sirine tsunami berbasis android yang tengah dikembangkan oleh Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara ke sejumlah instansi yang ada di sekitar kami," katanya.
Dia mengatakan melalui sosialisasi yang masif diharapkan dapat berkontribusi positif pada upaya penguatan mitigasi bencana.
Dia menjelaskan, aplikasi berbasis telepon selular itu merupakan media yang akan memudahkan BPBD setempat untuk menyampaikan perintah evakuasi ke masyarakat atau 'user' jika ada peringatan dini tsunami. Aplikasi tersebut bernama "SIRITA" yang bisa diunduh oleh masyarakat melalui telepon selular masing-masing.
"Aplikasi SIRITA hanya berfungsi dengan baik di perangkat yang mendukung 'google cloud service'," katanya.
Dia menambahkan sebelum melakukan instalasi aplikasi SIRITA, maka penggguna perlu memastikan bahwa perangkat lunak di telepon selular masing-masing sudah menggunakan versi terbaru.
Baca juga: Pemahaman cuaca dan iklim jadikan kemandirian petani
Baca juga: SLPHT diharapkan bawa petani lebih mandiri atasi hama-penyakit