Ponpes At Taujieh Al Islamy Banyumas gunakan GeNose untuk deteksi COVID-19
Banyumas (ANTARA) - Pondok Pesantren At Taujieh Al Islamy, Dusun Leler, Desa Randegan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menggunakan GeNose C19 untuk mendeteksi COVID-19 di lingkungan pesantren tersebut.
"Pondok kami memang merasa berkepentingan untuk menggunakan GeNose ini karena berangkat dari rasa tanggung jawab terhadap kesehatan para santri karena jumlah santri yang cukup banyak, sekitar 2.400 (santri) dari berbagai daerah yang semua wali santri ingin menjenguk santri setiap minggu," kata Pengasuh Ponpes At Taujieh Al Islamy KH Zuhrul Anam Hisyam di Desa Randegan, Kecamatan Kebasen, Banyumas, Senin.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya melakukan pengadaan alat GeNose C19 guna mengantisipasi terjadinya penularan COVID-19 di lingkungan pesantren.
Baca juga: Gubernur Ganjar terima 38 GeNose C19 dari UGM
Ia mengharapkan dengan adanya GeNose C19 bisa terdeteksi siapa saja yang terpapar COVID-19 sehingga dapat ditangani dengan cepat.
"Pengadaan alat GeNose ini sekitar sebulan karena begitu mendengar adanya alat baru ini, kami segera bisa memperolehnya," kata pria yang akrab disapa Gus Anam itu.
Dengan demikian ketika ada santri yang baru pulang, kata dia, pihaknya akan lakukan tes COVID-19 lebih dahulu dengan menggunakan GeNose C19 sebelum masuk ke asrama atau pondok.
Selain ditujukan untuk santri, lanjut dia, keberadaan alat GeNose C19 juga untuk wali santri yang datang berkunjung maupun jamaah dari luar daerah yang akan mengikuti kegiatan di pesantren tersebut.
Disinggung mengenai pengadaan alat GeNose C19 tersebut dalam rangka persiapan pembelajaran tatap muka, dia mengiyakannya. "Mudah-mudahan (bisa pembelajaran tatap muka)," katanya.
Dalam hal ini, Ponpes At Taujieh Al Islamy juga menaungi SMP Islam Andalusia 1, SMP Islam Andalusia 2, dan SMA Islam Andalusia yang memberikan pendidikan umum bagi santri pesantren tersebut.
Baca juga: KAI buka layanan pemeriksaan GeNose C19 di Stasiun Kutoarjo
Salah seorang santriwati Ponpes At Taujieh Al Islamy, Anida Nursadiah (15) mengatakan kehadiran alat GeNose C19 sangat membantu santri di lingkungan pesantren.
"Sebelumnya, saya khawatir kalau ada teman yang terkena COVID-19. Namun setelah adanya alat GeNose ini, alhamdulillah lega, tidak khawatir lagi, dan keberadaan alat ini juga bisa untuk persiapan pembelajaran tatap muka," kata siswa kelas 10 SMA Islam Andalusia itu.
Menurut dia, pembelajaran tatap muka lebih enak diikuti daripada pembelajaran secara daring yang menjenuhkan sehingga menjadi kurang fokus.
Ia mengakui sejak terjadinya pandemi COVID-19, santri tidak pernah keluar dari pondok sehingga pembelajaran sekolah diikuti secara daring di pondok.
"Sebelum pandemi, kami bisa keluar dari pondok untuk belajar di sekolah. Namun sejak pandemi, kami tetap berada di pondok," kata santriwati asal Kabupaten Kebumen itu.
Santriwati lainnya, Nurul Fatimah (15) mengaku bersyukur karena hasil tes GeNose C19 menunjukkan negatif dari COVID-19.
"Tadi sebelum tes, rasanya deg-degan. Namun setelah tes, alhamdulillah hasilnya negatif," kata siswa kelas 10 SMA Islam Andalusia itu.
Baca juga: RS Mardi Rahayu Kudus membuka layanan tes COVID-19 dengan GeNose
Informasi yang dihimpun, Ponpes At Taujieh Al Islamy merupakan pesantren pertama di Kabupaten Banyumas yang memiliki alat GeNose C19 buatan Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.
Alat GeNose C19 tersebut didapatkan Ponpes At Taujieh Al Islamy secara swadaya melalui fasilitasi Pengurus Pusat Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (PP RMI NU) bersama sekitar 50 pesantren lainnya di Indonesia.
"Pondok kami memang merasa berkepentingan untuk menggunakan GeNose ini karena berangkat dari rasa tanggung jawab terhadap kesehatan para santri karena jumlah santri yang cukup banyak, sekitar 2.400 (santri) dari berbagai daerah yang semua wali santri ingin menjenguk santri setiap minggu," kata Pengasuh Ponpes At Taujieh Al Islamy KH Zuhrul Anam Hisyam di Desa Randegan, Kecamatan Kebasen, Banyumas, Senin.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya melakukan pengadaan alat GeNose C19 guna mengantisipasi terjadinya penularan COVID-19 di lingkungan pesantren.
Baca juga: Gubernur Ganjar terima 38 GeNose C19 dari UGM
Ia mengharapkan dengan adanya GeNose C19 bisa terdeteksi siapa saja yang terpapar COVID-19 sehingga dapat ditangani dengan cepat.
"Pengadaan alat GeNose ini sekitar sebulan karena begitu mendengar adanya alat baru ini, kami segera bisa memperolehnya," kata pria yang akrab disapa Gus Anam itu.
Dengan demikian ketika ada santri yang baru pulang, kata dia, pihaknya akan lakukan tes COVID-19 lebih dahulu dengan menggunakan GeNose C19 sebelum masuk ke asrama atau pondok.
Selain ditujukan untuk santri, lanjut dia, keberadaan alat GeNose C19 juga untuk wali santri yang datang berkunjung maupun jamaah dari luar daerah yang akan mengikuti kegiatan di pesantren tersebut.
Disinggung mengenai pengadaan alat GeNose C19 tersebut dalam rangka persiapan pembelajaran tatap muka, dia mengiyakannya. "Mudah-mudahan (bisa pembelajaran tatap muka)," katanya.
Dalam hal ini, Ponpes At Taujieh Al Islamy juga menaungi SMP Islam Andalusia 1, SMP Islam Andalusia 2, dan SMA Islam Andalusia yang memberikan pendidikan umum bagi santri pesantren tersebut.
Baca juga: KAI buka layanan pemeriksaan GeNose C19 di Stasiun Kutoarjo
Salah seorang santriwati Ponpes At Taujieh Al Islamy, Anida Nursadiah (15) mengatakan kehadiran alat GeNose C19 sangat membantu santri di lingkungan pesantren.
"Sebelumnya, saya khawatir kalau ada teman yang terkena COVID-19. Namun setelah adanya alat GeNose ini, alhamdulillah lega, tidak khawatir lagi, dan keberadaan alat ini juga bisa untuk persiapan pembelajaran tatap muka," kata siswa kelas 10 SMA Islam Andalusia itu.
Menurut dia, pembelajaran tatap muka lebih enak diikuti daripada pembelajaran secara daring yang menjenuhkan sehingga menjadi kurang fokus.
Ia mengakui sejak terjadinya pandemi COVID-19, santri tidak pernah keluar dari pondok sehingga pembelajaran sekolah diikuti secara daring di pondok.
"Sebelum pandemi, kami bisa keluar dari pondok untuk belajar di sekolah. Namun sejak pandemi, kami tetap berada di pondok," kata santriwati asal Kabupaten Kebumen itu.
Santriwati lainnya, Nurul Fatimah (15) mengaku bersyukur karena hasil tes GeNose C19 menunjukkan negatif dari COVID-19.
"Tadi sebelum tes, rasanya deg-degan. Namun setelah tes, alhamdulillah hasilnya negatif," kata siswa kelas 10 SMA Islam Andalusia itu.
Baca juga: RS Mardi Rahayu Kudus membuka layanan tes COVID-19 dengan GeNose
Informasi yang dihimpun, Ponpes At Taujieh Al Islamy merupakan pesantren pertama di Kabupaten Banyumas yang memiliki alat GeNose C19 buatan Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.
Alat GeNose C19 tersebut didapatkan Ponpes At Taujieh Al Islamy secara swadaya melalui fasilitasi Pengurus Pusat Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (PP RMI NU) bersama sekitar 50 pesantren lainnya di Indonesia.