Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memasifkan penyampaian edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat, khususnya penyintas COVID-19, mengenai pentingnya donor plasma konvalesen.
"Agar banyak orang yang bersedia menjadi pendonor plasma konvalesen, diperlukan sosialisasi dan edukasi yang masif kepada masyarakat umum, terutama penjelasan tentang syarat-syarat menjadi pendonor, sekaligus hal-hal positif yang didapat pendonor," kata Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen di Semarang, Minggu.
Berdasarkan data pada corona.jatengprov.go.id sebaran kasus COVID-19 di Jawa Tengah pada 10 Maret 2021, jumlah terkonfimasi positif, baik yang menjalani perawatan maupun isolasi mandiri tercatat 5.961 orang, terkonfirmasi sembuh 144.093 orang, sedangkan meninggal dunia 19.063 orang.
Menurut Wagub, besarnya jumlah pasien yang sembuh ini bisa menjadi potensi pendonor plasma konvalesen yang bisa membantu penyembuhan pasien COVID-19.
"Dari jumlah pasien yang sembuh sebanyak 144.093 orang, jika 50 persen atau sekitar 72 ribu orang yang pernah terpapar COVID-19 mau mendonorkan plasma konvalesen, maka mereka bisa menolong banyak pasien yang saat ini sedang dirawat," ujarnya.
Baca juga: Menko PMK imbau penyintas COVID-19 donorkan plasma darah konvalesen
Politikus Partai Persatuan Pembangunan itu mengaku telah mendapat laporan efektivitas metode donor plasma konvalesen dalam penanganan dan penyembuhan pasien COVID-19.
Guna mendukung donor plasma konvalesen, wagub meminta semua pihak terkait agar meningkatkan edukasi dan komunikasi antara petugas medis dengan pasien, baik petugas rumah sakit, Palang Merah Indonesia (PMI), maupun di tempat-tempat isolasi terpusat.
Selain itu, data dan riwayat pasien COVID-19 harus sinkron sehingga saat ada pasien membutuhkan donor plasma konvalesen, maka petugas dapat lebih mudah mencari pendonor.
"Saya mengimbau kepada penyintas atau 'alumni' COVID-19, ayo donorkan plasma konvalesen untuk keselamatan anak bangsa," katanya.