Kudus (ANTARA) - Jumlah warga Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, yang masih bertahan di tempat pengungsian selama dua pekan lebih mencapai 513 orang, menyusul masih tingginya curah hujan sehingga genangan banjir di sejumlah tempat belum surut.
"Pada Jumat (19/2) pagi jumlah pengungsi yang masih berjumlah 563 orang. Akan tetapi sore hari ada yang pulang sehingga tersisa 513 orang," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Kudus Budi Waluyo di Kudus, Jumat.
Ia mengungkapkan ratusan pengungsi yang masih bertahan tersebut berasal dari lima desa yang tersebar di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Mejobo, Jati dan Undaan. Untuk Kecamatan Jati terdapat 428 pengungsi dan Kecamatan Undaan sebanyak 76 pengungsi.
Khusus Kecamatan Mejobo, kata dia, awalnya ada 58 pengungsi, kemudian banyak yang pulang menjadi sembilan pengungsi. Karena intensitas hujan masih tinggi, warga yang terlanjur pulang akhirnya mengungsi ke rumah warga terdekat.
Jumlah pengungsi paling banyak terdapat di Desa Jati Wetan (Kecamatan Jati) karena mencapai 336 pengungsi yang bertahan di balai desa setempat, sedangkan dua desa lainnya, seperti Desa Jetiskapuan terdapat delapan orang dan Tanjung Karang sebanyak 84 orang.
Sebetulnya, kata dia, hampir di semua daerah terdampak banjir, genangannya mulai surut. Akan tetapi, untuk di Kecamatan Jati memang belum bisa karena debit Sungai Wulan mulai meningkat sehingga pintu pembuangan air menuju sungai tersebut ditutup kembali.
Keberadaan dua pompa penyedot air genangan ditambah dua mesin pinjaman dengan kapasitas yang tidak begitu besar, juga belum maksimal mengurangi genangan banjir, terutama di Desa Jati Wetan.
Camat Jati Andreas Wahyu membenarkan bahwa jumlah pengungsi di Kecamatan Jati memang masih cukup banyak, terutama di Desa Jati Wetan, sedangkan di Jetiskapuan tersisa delapan orang dan Tanjungkarang sebanyak 84 orang.
"Informasi terbaru, di Purwodadi justru tengah hujan deras, ditambah di Kabupaten Kudus juga turun hujan sehingga surutnya genangan juga lama," ujarnya.
Sementara pengungsi di Kecamatan Undaan semakin berkurang karena di Desa Karangrowo hanya tersisa 76 orang, sedangkan di Desa Ngemplak sudah pulang semuanya.
Camat Mejobo Aan Fitriyanto membenarkan bahwa pengungsi di Desa Payaman memang menyampaikan keinginannya untuk pulang Jumat sore karena genangan di rumah mereka mulai surut.
Para pengungsi yang bertahan di tempat pengungsian tercatat sudah dua pekan lebih. Misal, pengungsi di Desa Karangrowo tercatat sejak tanggal 3 Februari 2021, sedangkan hingga kini masih ada yang bertahan, sedangkan di Desa Jati Wetan ada yang sejak tanggal 5 Februari 2021.
Baca juga: PT Pusri bantu 700 paket kebutuhan pokok korban banjir di Kudus
Baca juga: 2.708 hektare tanaman padi di Kudus puso karena banjir