Pulang wisata dari Bali, 193 warga Boyolali dites cepat antigen
Boyolali (ANTARA) - Sebanyak 193 warga yang tergabung dalam paguyuban pedagang Pasar Cepogo, sepulang wisata dari Bali disekat dan dikumpulkan di Asrama Haji Donohudan Ngenplak, Kabupaten Boyolali, Selasa, untuk dites cepat antigen untuk mencegah penyebaran COVID-19.
Mereka yang menumpang lima bus langsung dikumpulkan sekitar pukul 06.00 WIB untuk mengikuti skrining deteksi dini untuk mengurangi risiko penularan COVID-19 dengan tes cepat antigen.
Menurut Kasi Penindakan Satpol PP Kabupaten Boyolali, Trijoko Mulyono, tim gabungan terdiri atas Satpol PP Kabupaten Boyolali bersama TNI, dan Polri melakukan penyekatan.
Baca juga: Pemkot Surakarta pastikan pengungsi gempa Sulbar jalani tes cepat antigen
"Kami akan melakukan pendalaman apakah kegiatan wisata tersebut ada indikasi pelanggaran protokol kesehatan atau tidak. Karena, kami menemukan ada beberapa anak-anak, dan melihat volume bus yang ditumpangi, apakah sesuai dengan protokol kesehatan atau tidak," kata Trijoko.
Pihaknya segera mencari siapa panitia, pemrakarsa atau yang bertanggung jawab. Jika ditemukan pelanggaran protokol kesehatan akan diberikan sanksi.
"Ada lima bus yang mengangkut sebanyak 193 penumpang yang terdiri atasi 170 orang dewasa dan 23 anak-anak," kata Trijoko.
Petugas dari Kecamatanan sudah mengimbau untuk menunda kegiatan sampai Pemberlakukan Pembetasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) selesai, tetapi mereka dengan alasan dan suatu hal, baik panitia maupun peserta akhirnya nekat berangkat wisata ke Bali.
Mereka wisata ke Bali sekitar empat hari dan pihaknya mengetahui informasi tersebut setelah rombongan akan pulang ke Boyolali.
Setelah dilakukan penyekatan dan dites cepat antigen, jika hasilnya reaktif akan dilakukan tes usap. Jika ditemukan ada indikasi positif COVID-19, sudah disediakan di asrama haji untuk ruang isolasi mandiri.*
Baca juga: 48 orang positif baru berdasar hasil tes antigen di Banyumas
Baca juga: Banyumas tes antigen pengidap komorbid di 80 desa/kelurahan
Mereka yang menumpang lima bus langsung dikumpulkan sekitar pukul 06.00 WIB untuk mengikuti skrining deteksi dini untuk mengurangi risiko penularan COVID-19 dengan tes cepat antigen.
Menurut Kasi Penindakan Satpol PP Kabupaten Boyolali, Trijoko Mulyono, tim gabungan terdiri atas Satpol PP Kabupaten Boyolali bersama TNI, dan Polri melakukan penyekatan.
Baca juga: Pemkot Surakarta pastikan pengungsi gempa Sulbar jalani tes cepat antigen
"Kami akan melakukan pendalaman apakah kegiatan wisata tersebut ada indikasi pelanggaran protokol kesehatan atau tidak. Karena, kami menemukan ada beberapa anak-anak, dan melihat volume bus yang ditumpangi, apakah sesuai dengan protokol kesehatan atau tidak," kata Trijoko.
Pihaknya segera mencari siapa panitia, pemrakarsa atau yang bertanggung jawab. Jika ditemukan pelanggaran protokol kesehatan akan diberikan sanksi.
"Ada lima bus yang mengangkut sebanyak 193 penumpang yang terdiri atasi 170 orang dewasa dan 23 anak-anak," kata Trijoko.
Petugas dari Kecamatanan sudah mengimbau untuk menunda kegiatan sampai Pemberlakukan Pembetasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) selesai, tetapi mereka dengan alasan dan suatu hal, baik panitia maupun peserta akhirnya nekat berangkat wisata ke Bali.
Mereka wisata ke Bali sekitar empat hari dan pihaknya mengetahui informasi tersebut setelah rombongan akan pulang ke Boyolali.
Setelah dilakukan penyekatan dan dites cepat antigen, jika hasilnya reaktif akan dilakukan tes usap. Jika ditemukan ada indikasi positif COVID-19, sudah disediakan di asrama haji untuk ruang isolasi mandiri.*
Baca juga: 48 orang positif baru berdasar hasil tes antigen di Banyumas
Baca juga: Banyumas tes antigen pengidap komorbid di 80 desa/kelurahan