Solo (ANTARA) - Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta merekomendasikan penerapan sistem barter atau bertukar barang sebagai upaya untuk tetap menghidupkan pasar tradisional di masa pandemi COVID-19.
"Dasar dari konsep ini adalah ketika transaksi berkurang karena krisis COVID-19 dan jumlah uang beredar adalah tetap, maka agar tidak terjadi inflasi yang harus dilakukan adalah mengurangi kecepatan uang berpindah tangan," kata salah satu anggota tim riset dari UNS Intan Novela Qurrotul Aini di Solo, Jumat.
Dosen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNS tersebut mengatakan konsep ini penting dilakukan menyusul menurunnya transaksi ekonomi akibat pembatasan sosial yang diterapkan di awal Maret 2020 lalu karena pandemi COVID-19.
"Banyak pedagang khususnya di pasar tradisional yang tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya karena pendapatan mereka turun drastis. Data dari Dinas Perdagangan Kota Surakarta di bulan Mei 2020, transaksi di Kota Solo menurun terus antara 30-90 persen sesuai jenis komoditas," katanya.
Ia mengatakan konsep barter sendiri sudah mulai diterapkan pada sebagian pedagang di Pasar Legi Solo. Bahkan dari hasil riset, dikatakannya, para pedagang cukup antusias mengingat mereka mengalami penurunan omzet penjualan yang sangat drastis.
Baca juga: UNS tanggung biaya pengobatan 25 mahasiswa tertular COVID-19
"Pada riset ini ada dana awal yang didapat tim dari donatur dalam dan luar negeri untuk selanjutnya dibelikan sembako dan pedagang melakukan barter dengan barang dagangan mereka, di antaranya pisang, buah, sayur, dan empon-empon," katanya.
Ia mengatakan ketika barang dari pedagang sudah cukup banyak, pada kisaran Mei-Juni 2020 pihaknya sudah menformalkan konsep barter, termasuk barang-barang barter dari pedagang mulai diseleksi kualitasnya, diberi petunjuk harga dan dijual secara daring baik melalui media sosial maupun website.
"Memasuki 'new normal' (adaptasi kehidupan baru) kegiatan barter mulai menurun namun pasar penjualan daring makin luas, pedagang banyak mengambil manfaatnya dari penjualan daring dan pesanan konsumen makin luas tidak hanya barang yang ada di Pasar Legi tetapi juga barang-barang yang dijual di pasar-pasar lainnya," katanya.
Meski demikian, dikatakannya, belum semua pedagang bersedia untuk ikut menerapkan sistem barter tersebut karena kurangnya kepercayaan mereka terhadap keamanan dari sistem ini.
"Oleh karena itu, hingga saat ini kami terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada para pedagang karena dengan menerapkan sistem ini mereka akan memperoleh sejumlah manfaat, salah satunya mampu memperluas jaringan pasar melalui daring dengan menjual barang yang sebelumnya tidak mereka punya," katanya.
Baca juga: Mahasiswi UNS inisiasi rumah belajar gratis
Baca juga: Pelaksanaan UTBK UNS mengikuti protokol kesehatan secara ketat
Berita Terkait
Mahasiswa UNS dapat pelajaran tentang kecerdasan buatan
Minggu, 29 September 2024 12:18 Wib
Lemdiklat Polri-UNS kerja sama peningkatan kualitas pendidikan SDM
Jumat, 27 September 2024 13:16 Wib
BRI bersama UNS Gelar Program Pendampingan New Desa BRILiaN Batch 2
Kamis, 26 September 2024 5:55 Wib
Bappenas: Indonesia perlu miliki cetak biru pengembangan SDM
Rabu, 11 September 2024 8:20 Wib
Grup Riset UNS ajak warga desa manfaatkan limbah industri pati aren
Kamis, 5 September 2024 8:56 Wib
Empat mahasiswa asing wisuda di UNS
Sabtu, 31 Agustus 2024 21:08 Wib
UNS perpanjang kerja sama terkait pendidikan Unimas
Jumat, 30 Agustus 2024 15:25 Wib
Mahasiswa UNS raih juara umum pada Jamkopnas 2024
Rabu, 28 Agustus 2024 10:27 Wib