Muhammadiyah Kabupaten Magelang bakti sosial di lokasi banjir-longsor
Magelang (ANTARA) - Para relawan Muhammadiyah Kabupaten Magelang melaksanakan bakti sosial di lokasi banjir dan tanah longsor di Desa Salamkanci, antara lain berupa pembagian sembako dan pakaian layak pakai kepada korban bencana alam tersebut.
"Ada 100 paket bahan pokok, seperti beras, minyak goreng, gula pasir, teh, dan mi instan, juga pakaian layak pakai yang kami salurkan kepada mereka. Kami juga turunkan relawan untuk mengatasi material lumpur yang menerjang permukiman warga," kata Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kabupaten Magelang Asroni dalam keterangan tertulis di Magelang, Sabtu.
Pelaksanaan kegiatan kemanusiaan oleh pihaknya itu menjadi bagian dari koordinasi penanganan bencana alam pada Sabtu (29/2) di Desa Salamkanci, Kecamatan Bandongan, tersebut, dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang.
BPBD Kabupaten Magelang menetapkan masa tanggap darurat selama tujuh hari dalam penanganan bencana itu, karena membutuhkan waktu beberapa hari, terutama untuk menyingkirkan lumpur akibat banjir dan longsor yang masuk permukiman warga.
Bencana alam di Dusun Semen dan Mudan, Desa Salamkanci, itu mengakibatkan sekitar 70 keluarga mengungsi ke tempat aman, beberapa rumah warga rusak, dan sejumlah akses jalan tertutup material.
Setiap hari, selama masa penanganan bencana di daerah tersebut, MDMC Kabupaten Magelang menurunkan 10-20 relawan untuk bersama warga setempat dan unsur relawan lainnya, termasuk BPBD Kabupaten Magelang, menyingkirkan material lumpur yang menerpa sejumlah tempat dan rumah warga desa tersebut.
Pihaknya juga mendirikan pos koordinasi di sekitar lokasi bencana dengan relawan yang antara lain melakukan identifikasi dampak bencana, membantu operasional layanan dapur umum, dan menyingkirkan longsoran.
"Kami berkomitmen untuk ikut membantu warga terdampak bencana di manapun di wilayah Kabupaten Magelang, maka kami akan hadir karena itulah wujud kepedulian Muhammadiyah tanpa memandang perbedaan apapun apakah agama, suku, atau golongan,” katanya.
Ketua RW07, Dusun Semen, Khanafi (56), berterima kasih kepada relawan Muhammadiyah atas respons terkait dengan bencana alam yang menerjang desa setempat.
Warga setempat, katanya, selanjutnya akan tetap waspada menghadapi risiko bencana, termasuk secara cepat mengamankan diri ketika hujan deras.
Pada kesempatan sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang Edy Susanto mengatakan bahwa bencana alam di desa itu terjadi setelah tiga hari berturut-turut turun hujan deras dengan puncaknya pada Sabtu (29/2).
Hujan deras mengakibatkan saluran air di bagian lebih tinggi dari pemukiman warga setempat, tersumbat material sehingga arus air bergerak secara liar.
"Volume air yang tertahan longsor bertambah besar dan tidak tertahan lagi sehingga akhirnya jebol, lepas, air bergerak liar sehingga terjadilah banjir bandang tersebut," katanya.
Tidak ada korban jiwa dalam bencana alam tersebut, namun sejumlah rumah rusak, dua di antaranya roboh, beberapa rumah lainnya kemasukan lumpur, dan mengganggu kehidupan normal masyarakat.
Tanah bergerak di Dusun Kranjang Lor, Desa Sidosari, Salaman, Kabupaten Magelang akibat hujan pada Kamis (5/3) juga mengakibatkan 57 keluarga atau 215 jiwa warga setempat mengungsi ke tempat aman.
Pihak BPBD setempat bersama relawan dan aparat terkait lainnya melakukan penanganan terhadap bencana alam di daerah itu.
"Ada 100 paket bahan pokok, seperti beras, minyak goreng, gula pasir, teh, dan mi instan, juga pakaian layak pakai yang kami salurkan kepada mereka. Kami juga turunkan relawan untuk mengatasi material lumpur yang menerjang permukiman warga," kata Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kabupaten Magelang Asroni dalam keterangan tertulis di Magelang, Sabtu.
Pelaksanaan kegiatan kemanusiaan oleh pihaknya itu menjadi bagian dari koordinasi penanganan bencana alam pada Sabtu (29/2) di Desa Salamkanci, Kecamatan Bandongan, tersebut, dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang.
BPBD Kabupaten Magelang menetapkan masa tanggap darurat selama tujuh hari dalam penanganan bencana itu, karena membutuhkan waktu beberapa hari, terutama untuk menyingkirkan lumpur akibat banjir dan longsor yang masuk permukiman warga.
Bencana alam di Dusun Semen dan Mudan, Desa Salamkanci, itu mengakibatkan sekitar 70 keluarga mengungsi ke tempat aman, beberapa rumah warga rusak, dan sejumlah akses jalan tertutup material.
Setiap hari, selama masa penanganan bencana di daerah tersebut, MDMC Kabupaten Magelang menurunkan 10-20 relawan untuk bersama warga setempat dan unsur relawan lainnya, termasuk BPBD Kabupaten Magelang, menyingkirkan material lumpur yang menerpa sejumlah tempat dan rumah warga desa tersebut.
Pihaknya juga mendirikan pos koordinasi di sekitar lokasi bencana dengan relawan yang antara lain melakukan identifikasi dampak bencana, membantu operasional layanan dapur umum, dan menyingkirkan longsoran.
"Kami berkomitmen untuk ikut membantu warga terdampak bencana di manapun di wilayah Kabupaten Magelang, maka kami akan hadir karena itulah wujud kepedulian Muhammadiyah tanpa memandang perbedaan apapun apakah agama, suku, atau golongan,” katanya.
Ketua RW07, Dusun Semen, Khanafi (56), berterima kasih kepada relawan Muhammadiyah atas respons terkait dengan bencana alam yang menerjang desa setempat.
Warga setempat, katanya, selanjutnya akan tetap waspada menghadapi risiko bencana, termasuk secara cepat mengamankan diri ketika hujan deras.
Pada kesempatan sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang Edy Susanto mengatakan bahwa bencana alam di desa itu terjadi setelah tiga hari berturut-turut turun hujan deras dengan puncaknya pada Sabtu (29/2).
Hujan deras mengakibatkan saluran air di bagian lebih tinggi dari pemukiman warga setempat, tersumbat material sehingga arus air bergerak secara liar.
"Volume air yang tertahan longsor bertambah besar dan tidak tertahan lagi sehingga akhirnya jebol, lepas, air bergerak liar sehingga terjadilah banjir bandang tersebut," katanya.
Tidak ada korban jiwa dalam bencana alam tersebut, namun sejumlah rumah rusak, dua di antaranya roboh, beberapa rumah lainnya kemasukan lumpur, dan mengganggu kehidupan normal masyarakat.
Tanah bergerak di Dusun Kranjang Lor, Desa Sidosari, Salaman, Kabupaten Magelang akibat hujan pada Kamis (5/3) juga mengakibatkan 57 keluarga atau 215 jiwa warga setempat mengungsi ke tempat aman.
Pihak BPBD setempat bersama relawan dan aparat terkait lainnya melakukan penanganan terhadap bencana alam di daerah itu.