BMKG imbau warga Jateng selatan tetap mewaspadai cuaca ekstrem
Cilacap (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga Jawa Tengah khususnya bagian selatan dan pegunungan tengah agar tetap mewaspadai cuaca ekstrem yang diprakirakan masih berpotensi terjadi hingga Ahad, 12 Januari 2020.
"Berdasarkan prakiraan cuaca yang dirilis BMKG Ahmad Yani, Semarang, pengaruh Monsun Asia terhadap ragam cuaca di wilayah Indonesia yang dirasakan mulai dari wilayah sebelah barat, makin meluas ke selatan dan tengah wilayah Indonesia," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo di Cilacap, Jumat.
Menurut dia, pola-pola siklonik (pusat tekanan rendah, red.) di perairan sebelah selatan ekuator wilayah Indonesia terpantau juga makin mudah terbentuk sejak awal bulan Januari 2020.
Oleh karena itu berdasarkan citra satelit terkini, kata dia, teramati pembentukan awan banyak terkonsentrasi di wilayah barat Indonesia serta di selatan ekuator.
Ia mengatakan pembentukan pola konvergensi (pertemuan angin, red.) akibat meluasnya Monsun Asia masih konsisten di sekitar Pulau Jawa dan diprediksi akan bertahan hingga beberapa hari ke depan.
Baca juga: BMKG: Jateng bagian selatan berpotensi hujan lebat
Baca juga: BMKG imbau masyarakat waspadai hujan berintensitas tinggi
"Pada daerah pertemuan angin tersebut terdapat potensi pertumbuhan awan-awan konvektif yang dapat menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang kadang disertai petir dan angin kencang. Fenomena MJO (Madden Julian Oscillation) juga masih memberikan dampak cuaca di wilayah Jateng meskipun pengaruhnya dalam penguatan Monsun Asia akan semakin menurun seiring pergeserannya menuju Samudera Pasifik," jelasnya.
Terkait dengan kondisi tersebut, Teguh mengatakan sebagian besar wilayah Jateng masih berpotensi menerima curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan dapat disertai dengan angin kencang.
Menurut dia, wilayah Jateng yang berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat pada tanggal 10 Januari 2020 meliputi Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Temanggung, Magelang, Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal, Semarang, Salatiga, Boyolali, Karanganyar, Sragen, Grobogan, dan Blora.
Sementara untuk wilayah yang berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat pada tanggal 11 Januari 2020 meliputi Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Temanggung, Magelang, Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal, Semarang, Salatiga, Boyolali, Karanganyar, Sragen, Grobogan, dan Blora.
Wilayah yang berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat pada tanggal 12 Januari 2020 meliputi Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Temanggung, Magelang, Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal, Semarang, Salatiga, Boyolali, Karanganyar, Sragen, Grobogan, Blora, Demak, Pati, Kudus, Sukoharjo, dan Surakarta.
"Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat di wilayah Jateng selatan seperti Cilacap, Banyumas, Kebumen, dan Purworejo serta pegunungan tengah Jateng seperti Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, dan Wonosobo agar tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologis berupa angin kencang, banjir, banjir bandang, dan tanah longsor," kata Teguh.
Baca juga: BMKG: Waspadai potensi cuaca ekstrem di Jateng selatan
Baca juga: BMKG sebut curah hujan tinggi masih akan guyur Jateng
"Berdasarkan prakiraan cuaca yang dirilis BMKG Ahmad Yani, Semarang, pengaruh Monsun Asia terhadap ragam cuaca di wilayah Indonesia yang dirasakan mulai dari wilayah sebelah barat, makin meluas ke selatan dan tengah wilayah Indonesia," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo di Cilacap, Jumat.
Menurut dia, pola-pola siklonik (pusat tekanan rendah, red.) di perairan sebelah selatan ekuator wilayah Indonesia terpantau juga makin mudah terbentuk sejak awal bulan Januari 2020.
Oleh karena itu berdasarkan citra satelit terkini, kata dia, teramati pembentukan awan banyak terkonsentrasi di wilayah barat Indonesia serta di selatan ekuator.
Ia mengatakan pembentukan pola konvergensi (pertemuan angin, red.) akibat meluasnya Monsun Asia masih konsisten di sekitar Pulau Jawa dan diprediksi akan bertahan hingga beberapa hari ke depan.
Baca juga: BMKG: Jateng bagian selatan berpotensi hujan lebat
Baca juga: BMKG imbau masyarakat waspadai hujan berintensitas tinggi
"Pada daerah pertemuan angin tersebut terdapat potensi pertumbuhan awan-awan konvektif yang dapat menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang kadang disertai petir dan angin kencang. Fenomena MJO (Madden Julian Oscillation) juga masih memberikan dampak cuaca di wilayah Jateng meskipun pengaruhnya dalam penguatan Monsun Asia akan semakin menurun seiring pergeserannya menuju Samudera Pasifik," jelasnya.
Terkait dengan kondisi tersebut, Teguh mengatakan sebagian besar wilayah Jateng masih berpotensi menerima curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan dapat disertai dengan angin kencang.
Menurut dia, wilayah Jateng yang berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat pada tanggal 10 Januari 2020 meliputi Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Temanggung, Magelang, Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal, Semarang, Salatiga, Boyolali, Karanganyar, Sragen, Grobogan, dan Blora.
Sementara untuk wilayah yang berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat pada tanggal 11 Januari 2020 meliputi Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Temanggung, Magelang, Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal, Semarang, Salatiga, Boyolali, Karanganyar, Sragen, Grobogan, dan Blora.
Wilayah yang berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat pada tanggal 12 Januari 2020 meliputi Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Temanggung, Magelang, Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal, Semarang, Salatiga, Boyolali, Karanganyar, Sragen, Grobogan, Blora, Demak, Pati, Kudus, Sukoharjo, dan Surakarta.
"Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat di wilayah Jateng selatan seperti Cilacap, Banyumas, Kebumen, dan Purworejo serta pegunungan tengah Jateng seperti Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, dan Wonosobo agar tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologis berupa angin kencang, banjir, banjir bandang, dan tanah longsor," kata Teguh.
Baca juga: BMKG: Waspadai potensi cuaca ekstrem di Jateng selatan
Baca juga: BMKG sebut curah hujan tinggi masih akan guyur Jateng