Festival Wong Gunung 2019 merupakan pertunjukan yang menggambarkan tentang kesulitan warga tentang air bersih menjadi sebuah karya seni yang menarik.
Prosesi dimulai pengambilan air yang disebut Ritual Agung Banyu Penguripan dari tujuh sumber mata air di lereng Gunung Slamet oleh para kesatria.
Setelah air berhasil diambil, kemudian diruwat, dikirab, dan diserahkan kepada masyarakat agar dipergunakan untuk berbagai keperluan.
Gubernur Ganjar Pranowo mengapresiasi kreativitas masyarakat pada Festival Wong Gunung 2019, karena dirinya menganggap masyarakat Jawa Tengah adalah orang-orang kreatif yang memiliki jiwa seni tinggi.
"Jateng memiliki potensi budaya tradisional yang sangat berlimpah, kalau semua disatukan dan dilestarikan, tentu akan menjadi kekuatan besar. Hari ini saya terkejut, kisah kesulitan air karena kemarau saja bisa jadi pertunjukan sebagus ini," katanya.
Menurut Ganjar, Festival Wong Gunung 2019 yang diselenggarakan di desa lereng Gunung Slamet ini juga merupakan hal yang membanggakan sebab saat ini geliat kesenian tidak hanya terlihat di kota-kota besar saja, namun di pelosok daerah, semangat berkesenian terus tumbuh.
Baca juga: Ganjar tampil keren kenakan beskap lurik seharga Rp70 ribu
"Kita butuh banyak atraksi-atraksi kesenian semacam ini. Selain untuk menarik wisatawan, kalau banyak pertunjukan seni, maka masyarakat akan bahagia," ujar dia.
Bupati Pemalang Junaedi mengatakan Festival Wong Gunung awalnya hanya kegiatan seni kecil dari beberapa wilayah di Pemalang yang kemudian prosesi itu digabungkan menjadi lebih besar dalam empat tahun terakhir.
"Alhamdulillah antusiasme masyarakat menyaksikan prosesi ini semakin besar. Kami berharap, festival ini dapat masuk dalam kalender event nasional agar semakin banyak wisatawan yang datang ke Pemalang," katanya.
Terkait persoalan air, Junaedi juga membenarkan bahwa program penyaluran air bersih untuk Kecamatan Pulosari sudah berjalan dan tahun depan, program yang digarap pemerintah nasional itu akan terwujud. (LHP)