Kudus (ANTARA) - Sebanyak 24 mahasiswa Universitas Muria Kudus, Jawa Tengah, mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan menjadi wirausaha selama tiga tahun sebagai upaya penumbuhan dan pengembangan wirausaha baru di kalangan mahasiswa.
Menurut Ketua Tim Program Pengembangan Kewirausahaan (PPK) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMK Nuraeningsih di Kudus, Jumat, pelatihan memang direncanakan berlangsung lama karena materi yang diberikan tidak sebatas teori, tetapi ada pendampingan saat usahanya mulai dirintis hingga benar-benar berhasil.
"Jika sebelumnya banyak mahasiswa yang sebatas memiliki ide, kini banyak yang sudah terwujud dan menunggu pengembangan," ujarnya.
Para mahasiswa tersebut, katanya, dibimbing oleh dosen secara langsung sehingga evaluasi terus dilakukan agar produk yang dibuat mahasiswa bisa terserap pasar dengan baik.
Ia mengatakan pelatihan awal memang cara membuat produk yang menarik masyarakat, kemudian mereka dilatihan manajamen pengelolaan usaha hingga pemasarannya.
Baca juga: Tahun ketiga, Bupati Batang realisasikan 700 wirausaha baru
Pendampingan diberikan sejak awal mereka mulai merintis usaha hingga benar-benar usahanya berjalan dan produknya juga terserap pasar.
Untuk tahun pertama, difokuskan pada realisasi usaha karena dari 24 mahasiswa sudah memiliki produk yang akan menjadi andalan mereka, di antaranya, ada produk krakakres, produk makanan rengginang yang dimodifikasi rasa, kemudian ada usaha KOPPI (kopi Para Pencari Inspirasi), hingga jamur tiram.
Selain itu ada juga produk fesyen seperti jilbab, jual beli tanaman hias, hingga jasa bimbingan belajar.
"Kami menargetkan ketika mereka lulus tidak perlu mencari kerja, tetapi membuat lapangan kerja," ujarnya.
Terkait dengan jasa bimbingan belajar, katanya, juga disiapkan aplikasi "Teman Belajar" untuk membedakan dengan bimbingan belajar yang lain, mengingat saat ini belajar bisa menggunakan smartphone.
Baca juga: Hipmi Surakarta tingkatkan usaha via program pendampingan wirausaha
Aplikasi tersebut, kata dia, dibuat agar lebih menarik dan bimbel memiliki pembeda dengan bimbel yang lain.
Dalam memberikan pendampingan, calon wirausaha baru tersebut juga mendapatkan materi manajemen bisnis, inovasi produk, hingga strategi pemasaran.
"Syarat sebuah usaha bisa berkembang dengan baik, salah satunya harus dikelola dengan baik. Inovasi juga penting untuk menarik konsumen, sedangkan pemasaran juga sama pentingnya karena sebagus apapun sebuah produk ketika tidak dikenal masyarakat tentu tidak terjual," ujarnya.
Untuk memastikan pendampingan benar-benar efektif, maka secara priodik dilakukan evaluasi setiap triwulan untuk mengetahui perkembangan usahanya.
Ia berharap sebanyak 24 mahasiswa tersebut benar-benar berhasil menjadi wirausaha baru sehingga bisa menjadi motivasi mahasiswa lain.
Baca juga: Pemerintah komitmen kembangkan sektor wirausaha
Baca juga: Pemerintah Kota Magelang dukung pengembangan wirausaha berbasis teknologi