Peduli lingkungan, warga Banyumas kembangkan Bank Sampah "Inyong"
Banyumas (Antaranews Jateng) - Warga Desa Kutasari RT 01 RW 02, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengembangkan Bank Sampah "Inyong" sebagai bentuk kepedulian terhadap kebersihan lingkungan.
"Bank sampah ini saya dirikan karena rasa kurang nyaman terhadap sampah yang berserakan. Kebetulan suami saya menjadi ketua RT, sehingga mencoba mendirikan bank sampah ini," kata Ketua Pengelola Bank Sampah "Inyong" Nurhayatni di Desa Kutasari, Kecamatan Baturraden, Banyumas, Senin.
Pada awalnya, tambahnya belum semua warga yang mau menabung di Bank Sampah "Inyong" karena masih bersifat sukarela dan terbatas untuk lingkungan RT 01 RW 02.
Oleh karena ketekunan dan lingkungan makin terlihat bersih, lanjut dia warga RW 02 ikut menabung di Bank Sampah "Inyong" yang siap melayani selama 24 jam termasuk menjemput sampah di rumah anggotanya.
Ia mengakui jika hingga saat ini, masih ada warga yang belum memahami konsep bank sampah sehingga ada yang meminta uang atas sampah-sampah yang dikumpulkannya.
"Masyarakat di sini macam-macam, ada yang memang ditabung, ada yang langsung minta dibayar, bahkan ada yang minta barter dengan beras dan jajanan. Semua saya layani karena kebetulan saya juga berjualan," jelasnya.
Atas ketekunan dan kepedulian Nurhayatni dalam mengelola Bank Sampah "Inyong" secara mandiri, dia pun mendapat perhatian dari berbagai pihak sehingga memperbantuan berupa mesin pencacah sampah organik berukuran sedang termasuk komposter untuk membuat kompos.
Sementara untuk sampah anorganik, ujarnya dijadikan berbagai kerajinan tangan yang memiliki nilai jual.
"Mulai hari ini, Pemerintah Desa Kutasari menjadikan Bank Sampah `Inyong` sebagai bank sampah tingkat dusun karena tempat pembuangan sampah di Dusun 1 ditutup seiring dengan kebijakan Pemerintah Kabupaten Banyumas yang menerapkan konsep pengelolaan sampah yang bertumpu pada pengurangan sampah dengan memilah dan mengurangi sampah dengan pembangunan hanggar di beberapa titik," terangnya.
"Bank sampah ini saya dirikan karena rasa kurang nyaman terhadap sampah yang berserakan. Kebetulan suami saya menjadi ketua RT, sehingga mencoba mendirikan bank sampah ini," kata Ketua Pengelola Bank Sampah "Inyong" Nurhayatni di Desa Kutasari, Kecamatan Baturraden, Banyumas, Senin.
Pada awalnya, tambahnya belum semua warga yang mau menabung di Bank Sampah "Inyong" karena masih bersifat sukarela dan terbatas untuk lingkungan RT 01 RW 02.
Oleh karena ketekunan dan lingkungan makin terlihat bersih, lanjut dia warga RW 02 ikut menabung di Bank Sampah "Inyong" yang siap melayani selama 24 jam termasuk menjemput sampah di rumah anggotanya.
Ia mengakui jika hingga saat ini, masih ada warga yang belum memahami konsep bank sampah sehingga ada yang meminta uang atas sampah-sampah yang dikumpulkannya.
"Masyarakat di sini macam-macam, ada yang memang ditabung, ada yang langsung minta dibayar, bahkan ada yang minta barter dengan beras dan jajanan. Semua saya layani karena kebetulan saya juga berjualan," jelasnya.
Atas ketekunan dan kepedulian Nurhayatni dalam mengelola Bank Sampah "Inyong" secara mandiri, dia pun mendapat perhatian dari berbagai pihak sehingga memperbantuan berupa mesin pencacah sampah organik berukuran sedang termasuk komposter untuk membuat kompos.
Sementara untuk sampah anorganik, ujarnya dijadikan berbagai kerajinan tangan yang memiliki nilai jual.
"Mulai hari ini, Pemerintah Desa Kutasari menjadikan Bank Sampah `Inyong` sebagai bank sampah tingkat dusun karena tempat pembuangan sampah di Dusun 1 ditutup seiring dengan kebijakan Pemerintah Kabupaten Banyumas yang menerapkan konsep pengelolaan sampah yang bertumpu pada pengurangan sampah dengan memilah dan mengurangi sampah dengan pembangunan hanggar di beberapa titik," terangnya.