Semarang (Antaranews Jateng) - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia mendorong percepatan proyek rel pelabuhan yang menghubungkan Stasiun Tawang dengan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
"Jalur rel pelabuhan ini sangat mendukung kereta api (KA) logistik," kata anggota Komisi VI DPR RI Bambang Haryo Soekartono saat meninjau Stasiun Tawang Semarang, Jumat.
Menurut dia, Jateng sekarang ini menjadi tempat yang favorit bagi kalangan pengusaha dan industri untuk berinvestasi seiring tingginya upah minimun regional (UMR) di beberapa daerah.
Ia menyebutkan sudah mulai banyak pengusaha yang memindahkan industrinya ke Jateng, seperti Solo dan sebagainya karena semakin mahalnya UMR di beberapa wilayah, seperti DKI Jakarta dan Jawa Timur.
"Tentunya, ini harus diantisipasi secara cepat dengan penguatan transportasi logistik di Jateng, termasuk yang penting jalur rel yang menghubungkan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang," katanya.
Dengan adanya jalur rel pelabuhan, kata politikus Partai Gerindra itu, aksestabilitas ekonomi terhubung dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang ke semua kawasan industri yang ada di Jateng.
"Yang sudah berminat sekarang ini, Solo dan Yogyakarta. Ada `dry port` di Stasiun Jebres Solo yang seharusnya bisa digunakan untuk terminal kontainer, tetapi harus dikosongkan dulu," katanya.
Legislator yang membidangi BUMN, koperasi, investasi, perdagangan dan perindustrian itu mengatakan "dry port" di Stasiun Jebres Solo masih dipakai menumpuk tiang aliran listrik untuk elektrifikasi jalur KA Solo-Yogyakarta-Purworejo.
"Namun, sejak 2016 belum juga dipasang. Kami akan mendesak Kementerian Perhubungan untuk segera memasang pipa-pipa ini agar `dry port` bisa dimanfaatkan untuk penumpukan kontainer," katanya.
Untuk pengerjaan rel pelabuhan Semarang, Bambang mengakui masih ada kendala, yakni pembebasan lahan di wilayah Kebonharjo karena ada tumpang tindih sertifikat yang dimiliki warga dengan PT Kereta Api Indonesia.
Seharusnya, kata dia, tidak boleh terjadi tumpah tindih sertifikat semacam itu, tetapi bagaimanapun pemerintah pusat harus segera turun tangan mendorong penyelesaian jalur rel pelabuhan.
"Di Kabupaten Kendal juga akan dibangun pelabuhan besar untuk menambah kapasitas di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Ya, nantinya biaya logistik akan menjadi murah," katanya.
Sementara itu, Kepala PT KAI Daops IV Semarang Wiwik Widayanti menyebutkan setiap harinya ada sekitar 30 KA barang yang melintas, baik dari arah timur maupun barat.
"Itu termasuk KA barang yang berangkat dari Semarang, sementara ini baru tiga KA barang. Ya, kami juga sudah siapkan tempat untuk penumpukan kontainer menunggu reaktivasi rel pelabuhan," katanya.