Batang, ANTARA JATENG - Para petani kentang di wilayah selatan Kabupaten Batang, Jawa Tengah, berharap harga kentang terus stabil agar mereka menikmati hasil panen.
Beberapa petani kentang Desa Pranten Kabupaten Batang, di Batang, Kamis, mengatakan saat ini harga kentang mencapai sekitar Rp10 ribu per kilogram sehingga para petani masih bisa menikmati hasil panen.
"Saat ini, para petani memang belum memasuki masa panen. Akan tetapi, para petani masih bisa menikmati harga kentang," kata petani kentang Desa Pranten, Susilo (40), Kamis.
Menurut dia, jika harga kentang anjlok, para petani berusaha menyiasati kondisi itu dengan menimbun komoditas jenis sayuran itu di gudang sambil menunggu harganya stabil.
"Hanya saja, saat ini, kami menghadapi kesulitan dalam pengadaan pupuk karena harus membeli pupuk dengan meminjam KTP warga di Kabupaten Banjarnegera. Saat ini akses jalan menuju ke Kecamatan Bawang sulit dilalui kendaraan sehingga kami harus membeli ke daerah lain," katanya.
Ia mengatakan kualitas kentang dataran tinggi Dieng mampu bertahan dua bulan hingga tiga bulan ke depan sehingga produksi kentang berasal dari wilayah Dataran Tinggi Dieng diminati oleh masyarakat daerah lain.
"Hasil produksi kentang asal dataran tinggi Dieng di pasarakan ke sejumlah daerah antara lain Bandung, Jakarta, Magelang, dan Pekalongan," katanya.
Ia mengatakan para petani akan membutuhkan biaya bertanam Rp40 juta untuk luas lahan satu hektare.
"Para petani akan memasuki masa panen sekitar 4 bulan. Kami mampu panen 15 ton per hektare," katanya.
Bupati Batang Wihaji mengatakan bahwa selama ini petani merasa kesulitan untuk mendapatkan pupuk di daerahnya sendiri karena akses infrastruktur untuk menuju ibukota kecamatan masih sulit dilalui kendaraan.
"Oleh karena, kami menjanjikan untuk membenahi kondisi infrastruktur. Informasi yang saya terima, saat ini banyak petani sayuran ini harus meminjam kartu tanda penduduk (KTP) warga Kabupaten Banjarnegara untuk bisa membeli pupuk bersubsidi di sana," katanya.