Manila, ANTARA JATENG - Presiden Filipina Rodrigo Duterte mendeklarasikan
kota Marawi di bagian selatan terbebas dari militan ISIS pada Selasa,
meskipun seorang juru bicara militer mengatakan 20-30 pemberontak masih
melawan dan menahan sekitar 20 sandera.
Berbicara kepada para tentara sehari setelah pembunuhan dua pemimpin
aliansi pemberontak tersebut, Duterte mengatakan bahwa pertarungan
telah berakhir dan sekarang saatnya untuk memulihkan orang-orang yang
terluka dan membangun kembali kota berpenduduk 200 ribu orang di pulau
Mindanao.
"Dengan ini saya menyatakan bahwa Kota Marawi terbebas dari pengaruh
teroris yang menandai dimulainya rehabilitasi," ujar Duterte kepada
para tentara di Marawi.
Isnilon Hapilon, "emir" ISIS di Asia Tenggara, dan Omarkhayam Maute,
satu dari dua "Khalifah" yang memimpin aliansi militan Dawla Islamiya,
tewas dalam operasi yang ditargetkan pada Senin. Mayat mereka telah
ditemukan dan diidentifikasi, demikian keterangan pihak berwenang
setempat.
(Baca: Omar Maute dan Isnilon Hapilon tewas di Marawi)
Pendudukan 148 hari oleh loyalis ISIS menandai krisis keamanan dalam negeri terbesar Filipina pada tahun-tahun ini.
Para ahli mengatakan bahwa pemerintah telah bertahun-tahun
meremehkan sejauh mana ekstremisme telah mengakar di daerah Muslim yang
miskin dan terbelakang di Filipina yang mayoritas Katolik.
Juru bicara militer Restituto Padilla mengatakan bahwa meski
pertarungan belum sepenuhnya selesai, pemberontak yang tersisa adalah
orang-orang yang tidak lagi menjadi ancaman.
"Tidak mungkin mereka bisa keluar lagi, tidak ada jalan bagi siapapun untuk masuk," ujar Padilla kepada saluran berita ANC.
"Jadi mencekik mereka sampai mati pada saat ini akan sangat penting
untuk dilakukan bagi pasukan kita, karena kawasan ini sangat terkuasai
dan sangat terkendali," ujarnya.
Padilla mengatakan bahwa mata-mata warga negara Malaysia Mahmud
Ahmad telah berada di kota Marawi sejak dimulainya pertarungan, dan
militer yakin dia masih berada di sana.
Pihak berwenang setempat tidak dapat sepenuhnya yakin, namun mereka tidak melihat Mahmud sebagai ancaman.
"Dr. Mahmud adalah seorang akademisi, dia bukan pejuang," kata
Padilla. "Kami tidak merasa dia orang yang bermasalah," jelasnya.
Beberapa ahli keamanan mengatakan Mahmud, 39, perekrut terampil dan
penggalang dana yang dilatih di sebuah kamp Alqaeda di Afghanistan,
merupakan kandidat pengganti Hapilon sebagai pemimpin IS di Asia
Tenggara.
Berita Terkait
Ketum PPM Berto: Penentuan Susunan Kabinet Hak Prerogatif Presiden
Minggu, 19 Mei 2024 11:48 Wib
Presiden Jokowi tegaskan tidak ada pengajuan percepatan Pilkada
Rabu, 8 Mei 2024 11:32 Wib
Gibran akui program makan siang gratis perlu perhatian khusus
Rabu, 8 Mei 2024 5:53 Wib
"Booth" PLN dikunjungi Presiden, Dirut paparkan kesiapan ekosistem EV
Sabtu, 4 Mei 2024 11:39 Wib
Gibran pastikan peta jalan pemerintahannya berbeda dengan Jokowi
Jumat, 3 Mei 2024 0:10 Wib
Kabinet koalisi besar untungkan Presiden periode 2024-2029?
Kamis, 2 Mei 2024 9:30 Wib
Gibran kembali berkantor setelah penetapan wakil presiden terpilih
Kamis, 25 April 2024 16:26 Wib
Dini sebut menteri tak perlu izin presiden untuk penuhi panggilan MK
Selasa, 2 April 2024 9:49 Wib