Warga Magelang ikut gerakan deteksi dini pencegahan hipertensi
Magelang (ANTARA) - Ratusan warga Kota Magelang mengikuti senam germas dan pemeriksaan kesehatan penyakit tidak menular dalam rangka Hari Hipertensi Sedunia tahun 2024, di Gedung Olahraga (GOR) Samapta, kompleks Gelora Sanden, Kota Magelang.
Wali Kota Magelang M. Nur Aziz di Magelang, Jumat, mengutarakan hipertensi biasanya muncul di usia 40 tahun, meskipun ada juga orang yang menderita hipertensi di usia sebelum 40 tahun.
Para peserta yang didominasi kaum ibu dan lanjut usia (lansia) itu terlihat antusias mengikuti senam bersama. Kegiatan tersebut diinisiasi oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Magelang sekaligus menjadi momentum kick off/peluncuran pelaksanaan integrasi pelayanan primer di Kota Magelang.
"Kalau sudah hipertensi, jadikan hipertensi itu teman bukan lawan. Kalau dianggap lawan nanti kepikiran, efeknya bisa jantung, gagal ginjal, stroke, dan "kantong bolong" karena harus minum obat terus," kata Wali Kota yang juga dokter penyakit dalam konsultan ginjal hipertensi itu.
Menurut dia, hipertensi dapat terkontrol dengan minum obat teratur secara terus menerus, bahkan jika sudah terkendali tetap harus konsumsi obat. Lebih penting lagi adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat, pola makan sehat dengan mengurangi karbohidrat, gorengan, banyak makan buah dan sayur.
"Satu lagi, setiap waktu harus bahagia. Salah satunya sering piknik, tidak perlu jauh-jauh, bisa ke Gunung Tidar, dan lainnya," katanya.
Kepala Dinkes Kota Magelang Istikomah menjelaskan Hari Hipertensi Sedunia diperingati setiap tanggal 17 Mei. Diisi dengan kegiatan seperti promosi, edukasi, webinar kesehatan serta penguatan kegiatan Gerakan Deteksi Dini tekanan darah secara masif dan serentak di seluruh Indonesia.
"Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong kepedulian masyarakat untuk sadar tentang bahaya hipertensi dan selalu memeriksakan tekanan darahnya secara rutin untuk pencegahan hipertensi," katanya.
Ia menyampaikan bahwa hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu masalah kesehatan yang signifikan di Indonesia dan di seluruh dunia.
Tingginya angka kejadian hipertensi ini, tidak lepas dari pengaruh pola gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, kurang aktivitas fisik, kurang konsumsi sayur buah dan konsumsi alkohol.
"Oleh sebab itu, diperlukan pencegahan dan pengendalian penyakit hipertensi secara komprehensif melalui langkah-langkah konkret yang terintegrasi," katanya.
Wali Kota Magelang M. Nur Aziz di Magelang, Jumat, mengutarakan hipertensi biasanya muncul di usia 40 tahun, meskipun ada juga orang yang menderita hipertensi di usia sebelum 40 tahun.
Para peserta yang didominasi kaum ibu dan lanjut usia (lansia) itu terlihat antusias mengikuti senam bersama. Kegiatan tersebut diinisiasi oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Magelang sekaligus menjadi momentum kick off/peluncuran pelaksanaan integrasi pelayanan primer di Kota Magelang.
"Kalau sudah hipertensi, jadikan hipertensi itu teman bukan lawan. Kalau dianggap lawan nanti kepikiran, efeknya bisa jantung, gagal ginjal, stroke, dan "kantong bolong" karena harus minum obat terus," kata Wali Kota yang juga dokter penyakit dalam konsultan ginjal hipertensi itu.
Menurut dia, hipertensi dapat terkontrol dengan minum obat teratur secara terus menerus, bahkan jika sudah terkendali tetap harus konsumsi obat. Lebih penting lagi adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat, pola makan sehat dengan mengurangi karbohidrat, gorengan, banyak makan buah dan sayur.
"Satu lagi, setiap waktu harus bahagia. Salah satunya sering piknik, tidak perlu jauh-jauh, bisa ke Gunung Tidar, dan lainnya," katanya.
Kepala Dinkes Kota Magelang Istikomah menjelaskan Hari Hipertensi Sedunia diperingati setiap tanggal 17 Mei. Diisi dengan kegiatan seperti promosi, edukasi, webinar kesehatan serta penguatan kegiatan Gerakan Deteksi Dini tekanan darah secara masif dan serentak di seluruh Indonesia.
"Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong kepedulian masyarakat untuk sadar tentang bahaya hipertensi dan selalu memeriksakan tekanan darahnya secara rutin untuk pencegahan hipertensi," katanya.
Ia menyampaikan bahwa hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu masalah kesehatan yang signifikan di Indonesia dan di seluruh dunia.
Tingginya angka kejadian hipertensi ini, tidak lepas dari pengaruh pola gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, kurang aktivitas fisik, kurang konsumsi sayur buah dan konsumsi alkohol.
"Oleh sebab itu, diperlukan pencegahan dan pengendalian penyakit hipertensi secara komprehensif melalui langkah-langkah konkret yang terintegrasi," katanya.