Semarang, ANTARA JATENG - PT HK Realtindo (HKR) membidik pangsa perhotelan di Semarang, Jawa Tengah dengan menghadirkan hotel bintang dua mengusung "brand" HA-KA Hotel Semarang.
"HA-KA Hotel Semarang merupakan hotel pertama milik HKR dengan `brand` HA-KA Hotel," kata Direktur Utama PT HK Realtindo Koentjoro di Semarang, Rabu.
Hal itu diungkapkannya di sela syukuran dan penandatanganan perjanjian kerja sama antara HKR dan PT Parador Management International di The HAngry Restaurant, HA-KA Hotel Semarang.
Syukuran itu, kata dia, sekaligus ungkapan rasa syukur segera beroperasinya HA-KA Hotel Semarang yang "brand" serupa rencananya dikembangkan di kota-kota lainnya.
Pengelolaan hotel milik anak perusahaan "pelat merah" PT Hutama Karya itu nantinya akan dilakukan oleh Parador Hotel & Resort sebagai operator hotel.
Lebih jauh mengenai pengelolaan hotel itu, Direktur Utama PT Parador Management International Johannes Hutauruk menyebutkan HA-KA Hotel Semarang mulai dibuka untuk umum akhir tahun ini.
"Dengan tarif yang dipatok mulai Rp300 ribuan/kamar, kami menyasar 70 persen `business corporate`, sementara sisanya `traveler` atau pelancong," katanya.
Tidak menutup kemungkinan, kata dia, para "backpacker", yakni pelancong dengan budget minim yang belakangan kedatangannya meningkat di Semarang.
Secara konsep, menurut Johannes, HA-KA Hotel Semarang hadir dengan menyeimbangkan "business" dan "leisure" sehingga pelanggan bisa menyelesaikan urusan bisnisnya, sembari berjalan-jalan.
"Jadi, para tamu bisa menyelesaikan urusan bisnisnya, sambil tetap bisa mengeksplorasi keunikan yang ada di Semarang. Apalagi, letaknya di pusat kota," katanya.
Tentunya, kata dia, keseimbangan konsep antara "business" dan "leisure" yang dihadirkan tak lepas dari keberadaan Semarang sebagai kota perdagangan dan jasa.
HA-KA Hotel Semarang memiliki sebanyak 90 kamar yang terdiri atas tiga tipe, yakni Superior, Deluxe, dan Executive, The HAngry Restaurant, tiga "meeting room", dan satu "boardroom".
Dengan letaknya yang strategis di Jalan Ahmad Yani Nomor 173 Semarang, Johannes optimistis okupansi atau tingkat keterisiannya bisa melampaui angka 50 persen.