Barcelona, ANTARA JATENG - Ketidakkonsistenan Barcelona selama musim ini
harus dibayar dengan hilangnya gelar juara La Liga, kata pelatih Luis
Enrique seperti dikutip Reuters.
Menang 4-2 melawan Eibar pada
pertandingan terakhir liga musim ini tidak berhasil mencegah Real Madrid
menjadi juara liga setelah tim ini juga menang 2-0 melawan Malaga.
Kemenangan ini sekaligus mengakhiri paceklik juara liga selama lima
tahun berturut-turut yang dialami Real.
Barca mengemas 14 poin
dari seharusnya 18 poin pada enam pertandingan melawan tiga tim yang
sama-sama berada pada posisi empat teratas liga, yakni Real, Sevilla dan
Atletico. Real sendiri cuma mendapatkan delapan poin dari enam
pertandingan serupa.
Tetapi Barca gagal mendapatkan poin yang
dibutuhkannya saat melawan tim-tim lebih lemah, karena kehilangan poin
atau gagal meraih poin melawan Real Betis, Real Sociedad, Celta Vigo,
Deportivo La Coruna, Alaves dan Malaga. Sebaliknya, Madrid mencuri poin
maksimal dari tim-tim lemah ini.
"Kami tidak mengakhiri musim ini
seperti yang kami inginkan. La Liga adalah kompetisi 38 pertandingan
dan mengganjar konsistensi. Kami tidak terlalu konsisten," kata Luis
Enrique dalam jumpa pers.
"Khususnya pada awal musim ini di
kandang sendiri dan kami membayar mahal itu semua. Kami tidak membela
diri sendiri. Kami berjuang sampai titik akhir dan kini kami menyelamati
sang juara yang memang pantas juara."
"Siapa pun yang menjuarai
liga adalah patut juara," kata sang pelatih yang dielu-elukan
penggemarnya begitu selesai pertandingan terakhir liga.
Enrique
pernah menciptakan treble pada musim pertamanya melatih Barca pada
2014/2015 dan dua gelar pada musim keduanya melatih. Kini dia menyisakan
final Piala Raja melawan Alaves sebagai peluang untuk merebut
satu-satunya gelar untuk musim terakhirnya ini.