Jakarta, ANTARA JATENG -Anggota DPRD Kabupaten Pasuruan dari Partai
Keadilan Sejahtera (PKS), Muhammad Nadir Umar tidak ditangkap namun
hanya dijemput Densus 88 di Bandara Juanda, Surabaya pada Sabtu
(8/4),kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Polisi Boy Rafli Amar.
"Jadi yang bersangkutan ini bukan ditangkap tapi dijemput oleh
Densus 88," kata Irjen Boy Rafli di Mabes Polri, Jakarta, Senin,
meluruskan pemberitaan sejumlah media yang memberitakan Nadir ditangkap
Densus 88 di Bandara Juanda.
Ia menjelaskan Nadir dijemput oleh Densus di Bandara Juanda,
Surabaya, Jawa Timur setelah dideportasi oleh otoritas Turki melalui
jalur Malaysia. Selain M. Nadir Umar, ada WNI lainnya bernama Budi
Mastur yang dideportasi oleh otoritas Turki ke Bandara Husein
Sastranegara, Bandung, Jawa Barat.
Menurut Irjen Boy, deportasi dua WNI tersebut merupakan hasil
kesepakatan dengan pemerintah Malaysia dan Turki untuk mencegah masuknya
WNI ke negara Suriah.
"Ini adalah prosedur. Dalam hal ini, kami intens komunikasi dengan
Malaysia dan Turki, bila ada WNI yang berangkat ke Suriah dan otoritas
di sana menemukan hal yang janggal, akan dikembalikan ke negara asal.
Ini pencegahan supaya kita tidak terlibat konflik di Suriah dan Irak,"
katanya.
Kadivhumas mengatakan kedua WNI tersebut tadinya masuk ke wilayah
Suriah sebagai relawan Yayasan Qouri Umah untuk tujuan misi kemanusiaan.
Dana yang akan disalurkan yayasan ini rencananya sebesar 20 ribu
dolar AS untuk disumbangkan kepada pengungsi di Turki dan Lebanon.
Ia menjelaskan, pada 31 Maret, kedua WNI tersebut berangkat melalui
rute Bandung-Surabaya-Kuala Lumpur-Istanbul. Kemudian pada 1 April,
keduanya tiba di Istanbul dan dijemput oleh perwakilan Yayasan Qoirum
Umah.
"Kemudian sore harinya sempat mengunjungi tempat pengungsian warga Palestina untuk menyalurkan bantuan," katanya.
Pada 2 April, Nadir bersama Budi berangkat ke Gazianteb untuk
menyalurkan bantuan dan meneruskan perjalanan ke perbatasan Turki-Suriah
yakni Kota Rayhanli.
"Setelah selesai memberikan bantuan, mereka menginap di kantor
cabang Qoiru Umah di Rayhanli dan kembali ke Istanbul," katanya.
Pada 4 April, dari Istanbul, keduanya bertolak menuju Lebanon. Namun
sesampainya di Lebanon, keduanya dikembalikan ke Istanbul karena
terkendala masalah visa.
Pada 5 April, keduanya diperiksa di Imigrasi Istanbul.
Pada 6 April, Nadir dideportasi ke Bandara Juanda, Surabaya melalui
jalur Kuala Lumpur. Sementara Budi Mastur dideportasi ke Bandara Husein
Sastranegara, Bandung melalui Kuala Lumpur.
Menurut Irjen Boy, baik Nadir maupun Budi saat ini diperiksa di
Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA), Kementerian Sosial Bambu Apus,
Jakarta Timur.
"Dijadwalkan hari ini akan dikembalikan ke keluarga, usai pemeriksaan selesai," katanya.
Berita Terkait
PWI beri penghargaan Prapanca Award ke Kapolda Jatim
Kamis, 2 Mei 2024 15:46 Wib
Mendag sebut harga beras dan bawang merah mulai normal
Selasa, 30 April 2024 8:38 Wib
Kemepora: Acara nobar timnas Indonesia tidak boleh dikomersialkan
Senin, 29 April 2024 10:47 Wib
RI, Belanda bahas investasi baru untuk infrastruktur berkelanjutan
Jumat, 26 April 2024 8:37 Wib
Selebgram Chandrika Chika telah gunakan narkotika lebih setahun
Rabu, 24 April 2024 10:30 Wib
Prabowo dan Gibran berangkat dari kartanegara ke gedung KPU
Rabu, 24 April 2024 10:06 Wib
Menkominfo: Perang lawan judi online untuk selamatkan rakyat
Selasa, 23 April 2024 10:22 Wib
Tim Prabowo-Gibran berharap MK tolak gugatan PHPU Pilpres
Senin, 22 April 2024 8:39 Wib