Magelang, Antara Jateng - Sebanyak tiga mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Tidar Kota Magelang, Jawa Tengah memanfaatkan pakan fermentasi berbahan baku limbah rumah tangga untuk mengembangkan usaha ekonomi berupa penggemukan kelinci.
"Kami memanfaatkan limbab seperti ampas tahu, batang pohon pisang, dan sisa sayuran dari rumah tangga, menjadi pakan kelinci yang difermentasi," kata seorang di antara tiga mahasiwa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Untidar Kota Magelang Hafidha Ade Lutfiana di Magelang, Senin.
Ia menjelaskan pemanfaatkan pakan fermentasi itu telah terbukti menaikkan berat badan kelinci jenis "Rex" yang digunakannya dalam usaha itu dari satu kilogram menjadi 3-5 kilogram dalam waktu dua bulan.
Sebanyak dua mahasiswa lainnya yang bersama Hafidha menjadi salah satu tim dari Untidar dalam Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) 2016 Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi itu, adalah Heri Susanto dan Achmad Heru Triatmoko.
Ia menjelaskan tentang cara pembuatan fermentasi pakan kelinci dari bahan limbah rumah tangga itu. Berbagai limbah rumah tangga dipotong-potong dengan ukuran sekitar tiga centimeter, kemudian dicampur ampas tahu yang sudah diperas untuk mengurangi kadar air, lalu ditambah EM4 (mikroorganisme efektif berupa hasil pembiakan bakteri yang biasanya untuk aktivator kompos) dan molase atau tetes tebu.
Kandungan beberapa bakteri, seperti Fotosintetik, Lactobacillus Sp., Streptomycetes Sp., ragi, dan Actinomycetes, paparnya, membantu proses fermentasi pakan ternak.
Molase berupa sisa pengkristalan gula pasir yang mengandung Vitamin B Kompleks dan karbohidrat tinggi (48-60 persen) melengkapi proses fermentasi dan menambah nilai gizi pakan ternak. Pakan fermentasi digunakan untuk dua hari setelah pembuatannya.
Tempat usaha penggemukan kelinci Rex dengan pakan fermentasi itu di kawasan Salaman, Kabupaten Magelang yang cukup banyak dijumpai limbah untuk bahan baku pakan tersebut. Tempat itu juga nisbi dekat dengan lokasi pemasaran kelinci siap dijual, yakni di kawasan Candi Borobudur.
Ia menjelaskan ide penggemukan kelinci karena perawatan ternak yang bisa dimanfaatkan bulu dan dagingnya itu, tergolong lebih mudah jika dibandingkan dengan ternak lainnya.
"Pemilihan kelinci jenis Rex karena harganya murah serta tergolong kelinci untuk pedaging atau konsumsi. Budi daya maupun penggemukan kelinci juga tergolong masih sedikit ditemukan di wilayah Kota dan Kabupaten Magelang sehingga pangsa pasarnya masih luas," ujarnya.
Ia mengatakan kelinci usia dua bulan dengan berat sekitar satu kilogram yang seharga Rp60.000, setelah dua bulan penggemukan dengan pakan fermentasi, beratnya menjadi 3-5 kilogram dengan harga antara Rp180.000-Rp300.000 per ekor.
"Dibandingkan dengan pakan biasa, berupa pelet atau hanya sayuran, terbukti kenaikan berat badannya lebih signifikan. Tetapi kombinasi pakan fermentasi, pelet, dan sayuran tetap diperlukan agar kelinci tidak bosan dengan salah satu pakan saja," tuturnya.
Ia mengatakan kandungan bakteri dalam pakan fermentasi juga membantu perbaikan sistem pencernaan dan meningkatkan napsu makan kelinci.
"Pakan fermentasi juga bisa digunakan sebagai alternatif pakan saat harga pelet dan sayuran sedang mahal," imbuhnya.