Pesawat TMC Hujan Buatan Geser ke Sumut
Pekanbaru Antara Jateng - Pesawat Cassa bantuan BNPB yang selama ini digunakan dalam operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk membentuk hujan buatan di Provinsi Riau digeser ke Bandara Silangit, Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara.
"Pesawat tersebut dimanfaatkan untuk membentuk hujan buatan untuk mengairi Waduk Silangit dan mencegah bencana kebakaran," kata Kepala BPBD Riau, Edwar Sanger di Pekanbaru, Minggu.
Pesawat jenis Cassa yang dioperasikan BPBD Riau dengan menggandeng Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tersebut mulai melakukan kegiatan penyebaran garam teknologi modifikasi cuaca (TMC) sejak pertengahan Juli 2016.
Pesawat yang mampu mengangkut satu ton garam setiap satu kali terbang itu setiap hari terus melakukan TMC di sejumlah wilayah di Riau sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan.
Menurut Edwar, pergeseran pesawat yang dilakukan pada Sabtu (20/8) ke Sumatera Utara tersebut adalah untuk membantu pengisian waduk Silangit serta mencegah terjadinya kebakaran di wilayah itu.
Selain itu, pesawat tersebut juga diterbangkan karena akan adanya rencana kunjungan Presiden Joko Widodo ke Sumatera Utara.
Dengan diterbangkannya pesawat tersebut, lanjutnya, praktis Satgas Karhutla Riau kekurangan satu unit armada andalan dalam penanggulangan kebakaran. Namun begitu, pihaknya optimistis jika kebakaran di Riau masih dapat ditanggulangi karena saat ini ada empat unit armada yang siap membantu pemadaman melalui jalur udara.
Keempat unit armada itu di antaranya adalah dua pesawat air tractor (AT) dan dua helikopter jenis MI-8 dan MI-171. Seluruhnya dimanfaatkan untuk operasi pengeboman air.
Selain itu, dia juga mengatakan pesawat TMC yang diterbangkan ke Sumatera Utara itu nantinya akan diganti dengan pesawat lainnya oleh BNPB.
"Apabila pesawat sudah bergeser, dijanjikan yang baru. Segera kita tindak lanjuti saat ini kondisi awan dengan potensi hujan cukup baik," ulasnya.
Kondisi kebakaran lahan di Riau saat ini cenderung fluktuatif. BMKG Pekanbaru menyatakan titik api di Riau sempat meningkat tajam hingga mencapai 200-an titik pada 11-17 Agustus 2016 lalu. Sebaran titik api terpusat di wilayah pesisir Riau seperti Rokan Hilir, Dumai dan Bengkalis.
Namun, saat ini kondisinya cenderung menurun. Terakhir, berdasarkan pantauan satelit Terra dan Aqua pada akhir pekan ini, konsentrasi titik api berada di wilayah Bengkalis.
Minimal dua kecamatan di wilayah tersebut yakni Pinggir dan Bukit Batu hingga kini membara dengan luas kebakaran mencapai ratusan hektare, ujarnya.
"Pesawat tersebut dimanfaatkan untuk membentuk hujan buatan untuk mengairi Waduk Silangit dan mencegah bencana kebakaran," kata Kepala BPBD Riau, Edwar Sanger di Pekanbaru, Minggu.
Pesawat jenis Cassa yang dioperasikan BPBD Riau dengan menggandeng Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tersebut mulai melakukan kegiatan penyebaran garam teknologi modifikasi cuaca (TMC) sejak pertengahan Juli 2016.
Pesawat yang mampu mengangkut satu ton garam setiap satu kali terbang itu setiap hari terus melakukan TMC di sejumlah wilayah di Riau sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan.
Menurut Edwar, pergeseran pesawat yang dilakukan pada Sabtu (20/8) ke Sumatera Utara tersebut adalah untuk membantu pengisian waduk Silangit serta mencegah terjadinya kebakaran di wilayah itu.
Selain itu, pesawat tersebut juga diterbangkan karena akan adanya rencana kunjungan Presiden Joko Widodo ke Sumatera Utara.
Dengan diterbangkannya pesawat tersebut, lanjutnya, praktis Satgas Karhutla Riau kekurangan satu unit armada andalan dalam penanggulangan kebakaran. Namun begitu, pihaknya optimistis jika kebakaran di Riau masih dapat ditanggulangi karena saat ini ada empat unit armada yang siap membantu pemadaman melalui jalur udara.
Keempat unit armada itu di antaranya adalah dua pesawat air tractor (AT) dan dua helikopter jenis MI-8 dan MI-171. Seluruhnya dimanfaatkan untuk operasi pengeboman air.
Selain itu, dia juga mengatakan pesawat TMC yang diterbangkan ke Sumatera Utara itu nantinya akan diganti dengan pesawat lainnya oleh BNPB.
"Apabila pesawat sudah bergeser, dijanjikan yang baru. Segera kita tindak lanjuti saat ini kondisi awan dengan potensi hujan cukup baik," ulasnya.
Kondisi kebakaran lahan di Riau saat ini cenderung fluktuatif. BMKG Pekanbaru menyatakan titik api di Riau sempat meningkat tajam hingga mencapai 200-an titik pada 11-17 Agustus 2016 lalu. Sebaran titik api terpusat di wilayah pesisir Riau seperti Rokan Hilir, Dumai dan Bengkalis.
Namun, saat ini kondisinya cenderung menurun. Terakhir, berdasarkan pantauan satelit Terra dan Aqua pada akhir pekan ini, konsentrasi titik api berada di wilayah Bengkalis.
Minimal dua kecamatan di wilayah tersebut yakni Pinggir dan Bukit Batu hingga kini membara dengan luas kebakaran mencapai ratusan hektare, ujarnya.