"Kami merasa terhormat menjadi tuan rumah dari pertemuan regional ini. Pertemuan ini menunjukkan komitmen kuat kawasan Asia Pasifik untuk ambil bagian dalam kemitraan global untuk berkontribusi dalam upaya pemeliharaan perdamaian PBB," kata Menlu saat membuka pertemuan tersebut di Jakarta, Senin.
Menurut Retno, penyelenggaraan pertemuan itu merupakan salah satu cermin dari komitmen Indonesia untuk berkontribusi dalam misi pemeliharaan perdamaian PBB.
"Seperti yang saya sampaikan tadi bahwa Indonesia merupakan salah satu kontributor terbesar pasukan perdamaian untuk misi PBB. Sejauh ini Indonesia telah mengirimkan hampir 2.800 personel pasukan perdamaian," ujar dia.
Menlu mengatakan saat ini operasi pemeliharaan perdamaian PBB tengah menghadapi tantangan rumit dan multidimensional yang terus berkembang.
Para personel pasukan perdamaian, menurut dia, sekarang ini ditugaskan untuk mandat besar, dengan batas-batas yang seringkali kabur antara misi pencegahan konflik, perdamaian, penegakan perdamaian, dan pembangunan perdamaian.
Oleh karena itu, kata Retno, dalam pertemuan tersebut perlu dibahas mengenai pentingnya pemisahan yang jelas antara misi pemeliharaan perdamaian dan misi penegakan perdamaian.
"Beberapa negara sensitif terhadap batasan kabur yang semakin meningkat antara misi pemeliharaan perdamaian dan penegakan perdamaian, begitu juga dengan masalah perlindungan warga sipil serta keselamatan dan keamanan para personel pasukan perdamaian," ujarnya.
Namun, pada saat yang sama, lanjut Retno, operasi-operasi pemeliharaan perdamaian PBB terus mengalami penurunan kemampuan dan kekurangan personel pasukan perdamaian.
"Dengan mempertimbangkan masalah-masalah tersebut dan konflik-konflik rumit yang harus dihadapi sekarang ini, saya meyakini pertemuan regional untuk membahas upaya pemeliharaan perdamaian ini tidak hanya diperlukan untuk saat ini, tetapi juga seterusnya," kata Menlu.
Indonesia menjadi tuan rumah Pertemuan Regional Asia-Pasifik tentang Penjaga Perdamaian (Asia-Pacific Regional Meeting on Peacekeeping) yang dilaksanakan pada 27-28 Juli 2015.
Penyelenggaraan pertemuan regional untuk membahas upaya menjaga perdamaian itu dilatarbelakangi oleh situasi global, di mana ada peningkatan permintaan penyediaan personel pasukan untuk misi perdamaian PBB.
Oleh karena itu, melalui pelaksanaan "Asia-Pacific Regional Meeting on Peacekeeping", Pemerintah Indonesia berharap negara-negara di kawasan Asia-Pasifik dapat meningkatkan kontribusi dalam mengirimkan personel pasukan untuk misi perdamaian PBB.
Selain Indonesia, negara-negara lain yang telah menyampaikan kesediaan untuk menjadi tuan rumah pertemuan serupa untuk kawasan masing-masing adalah Belanda, Uruguay, dan Ethiopia.
Pertemuan untuk kawasan Eropa telah diselenggarakan di Belanda pada Februari 2015, sedangkan untuk pertemuan di kawasan Amerika Latin dan Karibia dilaksanakan di Uruguay pada Mei 2015.
Setelah pertemuan untuk kawasan Asia-Pasifik, akan dilaksanakan pertemuan regional untuk Afrika oleh Pemerintah Ethiopia.
Rangkaian pertemuan regional itu selanjutnya akan diikuti oleh Pertemuan Puncak Penjaga Perdamaian (Peacekeeping Summit) yang akan diselenggarakan di New York, AS, di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB ke-70 pada 28 September 2015.
Berita Terkait
Indonesia tolak pernyataan PM Israel yang menentang negara Palestina
Rabu, 24 Januari 2024 8:33 Wib
Indonesia golongkan kekerasan di Gaza sebagai kejahatan kemanusiaan
Jumat, 27 Oktober 2023 11:07 Wib
Presiden Jokowi tegaskan ASEAN tidak boleh jadi ajang persaingan
Jumat, 14 Juli 2023 10:35 Wib
Menlu dan Gibran bakal terima penghargaan Tokoh Inspiratif Jateng
Sabtu, 26 November 2022 21:45 Wib
Habis surplus terbitlah hambatan
Minggu, 3 April 2022 17:46 Wib
Menlu Inggris: Saatnya Barat lebih keras terhadap Putin
Kamis, 10 Maret 2022 13:55 Wib
AS puji kepemimpinan G20 Indonesia dalam isu kesehatan global
Selasa, 15 Februari 2022 16:08 Wib
Menlu Inggris Truss: Saya positif COVID-19
Selasa, 1 Februari 2022 9:00 Wib