"Melihat dari kerangka dan benda keramik yang sebelumnya ditemukan di lokasi diperkirakan berasal dari abad 12," kata Ketua Tim Peneliti Arkeologi Sony Wibisono kepada Antara di Natuna, Minggu.
Empat kerangka manusia yang berumur sekitar 800 tahun itu ditemukan di hamparan kebun kelapa milik warga Desa Tanjung, Pulau Bunguran. Di lokasi tersebut sejak lama menjadi tempat masyarakat mencari keramik kuno berupa piring atau mangkuk.
Menurut Sony, pihaknya telah menggali selama empat hari sejak Rabu (20/5) dan menemukan dua lokasi kuburan yang masing-masing berjarak sekitar 20 meter.
"Satu lubang pertemuan pertama terdapat tiga kerangka yang sudah tidak utuh karena dari dada ke atas sudah tidak ada, diperkirkan berjenis kelamin laki-laki," katanya.
Pada ketiga kerangka itu masing-masing terdapat sebilah keris yang ditempatkan di dada kerangka, sedangkan bahan keramik baik berupa piring atau mangkuk tidak lagi ditemukan.
Sedangkan, satu lubang lagi yang berisi kerangka perempuan terlihat masih utuh. Pada tulang lengan kirinya terdapat empat gelang dan tinggi tubuh kerangka sekitar 165 cm.
Menurut Sony, posisi kerangka tersebut terkubur sama yakni kepala mengarah ke Tenggara sedangkan kaki ke Barat Laut.
"Posisi kerangka yang ditemui ini berbeda dengan kerangka serupa yang pernah kami temui tahun lalu di Semampang, Desa Tanjung, yang masih satu hamparan garis dengan lokasi ini," ujar Sony.
Menurut dia, kerangka yang ditemui di Semampang masih utuh sedangkan posisi letak kerangka berbeda. Bagian kepala menghadap ke Barat Daya dan kaki ke arah Timur Laut.
"Namun berasal dari ras yang sama yakni Mongolia," ujar peneliti senior itu.
Ia menjelaskan dari motif keramik yang banyak ditemukan di daerah itu diperkirakan berasal dari Dinasti Sung dan Yuan.
"Biasanya pada kerangka yang umurnya ratusan tahun ini ada barang-barang berharga yang dibawa serta, seperti piring keramik yang biasanya ditempatkan di atas kepala, kemaluan serta atas persendian," tutur Sony.
Sayangnya, lanjut dia, keramik telah lenyap dari sisi kerangka karena telah diambil para pemburu keramik, jauh sebelum tim menemukan kerangka.
"Kalau melihat bentuk lekuk kerangka diatas kemaluannya ada ditempatkan keramik, tapi sayang telah diambil para pemburu keramik," katanya.
Bukti lain bahwa keramik milik kerangka tersebut diambil dengan adanya bekas lubang "macok" (sebutan masyarakat setempat untuk besi yang dipakai untuk mendeteksi keramik) di bagian tulang paha dan persendian.
Ia menjelaskan, temuan kerangka manusia ratusan tahun lalu serta banyaknya terdapat keramik kuno telah membuktikan bahwa Pulau Bunguran sejak lama telah dihuni dan sangat maju pada masa itu.
"Kami berkejar dengan waktu dalam melakukan penelitian karena para pemburu keramik terus bergerak mencari barang antik," katanya.
Berita Terkait
Satreskrim Polresta Banyumas gelar rekonstruksi temuan kerangka bayi hasil inses
Senin, 24 Juli 2023 13:49 Wib
Polresta Banyumas tetapkan tersangka kasus penemuan kerangka bayi
Selasa, 27 Juni 2023 10:07 Wib
Polresta Banyumas sisir kembali lokasi penemuan kerangka bayi
Senin, 26 Juni 2023 16:43 Wib
Polresta Banyumas segera tetapkan tersangka kasus temuan kerangka bayi
Senin, 26 Juni 2023 13:45 Wib
Permudah susun kerangka acuan kerja, Dishub Jateng luncurkan aplikasi
Jumat, 7 Oktober 2022 18:55 Wib
Kerangka Iwan Budi diserahkan ke keluarga
Rabu, 21 September 2022 10:48 Wib
Identitas kerangka manusia di tepi Sungai Depok Kendal mulai terkuak
Selasa, 9 Agustus 2022 21:13 Wib
Diselidiki, temuan kerangka manusia di tepi sungai di Kendal
Senin, 8 Agustus 2022 23:27 Wib