Tujuh Pelukis Pameran "Character" di Borobudur
"Masing-masing seniman memiliki karakter sendiri-sendiri, sehingga pameran diberi judul 'Character'," kata pengelola Limanjawi Art House Borobudur Umar Chusaeni di Borobudur, Jumat.
Pameran sekitar 29 karya para pelukis itu berlangsung selama satu bulan, 25 April-25 Mei 2015, dalam rangkaian kegiatan seni dan budaya Magelang Art Event 2015 di Kota dan Kabupaten Magelang, Jateng.
Mereka yang berpameran bersama di Limanjawi Art House, sekitar 600 meter timur Candi Borobudur dan disebut Umar sebagai "punya nama" di tataran pelukis nasional dan internasional tersebut, adalah Klowor Waldiyono (Yogyakarta), Heri Kris (Yogyakarta), Wara Anindyah (Magelang), Budi Ubrux (Yogyakarta), Hadi Soesanto (Jember), Sigit Santoso (Ngawi), dan Dyan Anggraini (Kediri).
Selain itu memajang karyanya, Heri Kris juga menjadi kurator dalam pameran yang rencananya dibuka oleh seorang pengelola penginapan wisata di perbukitan Menoreh berasal dari Belanda, Ingo Piepers.
"Pameran mendatang hendak memberikan pesan bahwa setiap pelukis punya karakter. Karya visualnya berisi jiwanya sehingga karyanya berkarakter sehingga orang mengenalnya, bukan berkesenian karena ikut-ikutan. Setiap pelukis membentuk karakter diri sendiri melalui karyanya," kata Umar yang juga Koordinator Komunitas Seniman Borobudur Indonesia (KSBI) itu.
Pada kesempatan tersebut, ia menujukkan sejumlah karya tujuh pelukis yang hendak dipamerkan di tempat itu dengan sekaligus menjelaskan tentang karakter masing-masing seniman yang terlihat melalui karya mereka.
Lukisan karya Heri Kris berjudul "Animal and Things", Klowor (Super Hero), Budi Ubrux (Eselon), Dyan (Menapak Jaman), Wara (Bintang Jatuh), Hadi (No Limit), dan Sigit (Venus).
"Mereka telah melalui proses berkesenian yang panjang, memiliki pergaulan yang luas, baik nasional maupun internasional. Karya-karya mereka telah dikoleksi para kolektor di dalam dan luar negeri. Mereka juga telah berpameran di berbagai negara," katanya.
Pembukaan pameran rencananya dimeriahkan, antara lain pembacaan puisi oleh penyair Kota Magelang E.S. Wibowo, kolaborasi tarian gambyong dan lengger oleh penyari Wonosobo dan Magelang, serta pemukulan tujuh gong oleh para pelukis yang berpameran.