Semarang (ANTARA) - Siswa kelas VII SMP Negeri 2 Jeruklegi, Kabupaten Cilacap yang tahun pembelajaran ini melaksanakan Implementasi Kurikulum Merdeka mulai terbiasa dengan melaksanakan pembelajaran kontekstual dimana peserta didik diajak untuk terjun langsung ke laboratorium melaksanakan praktikum.
Ari Prastiwi, sebagai salah satu guru IPA di SMP Negeri 2 Jeruklegi menjelaskan tidak hanya di laboratorium, anak-anak juga diajak belajar di alam terbuka serta berinteraksi langsung dengan masyarakat sekitar.
Siswa, lanjut Ari, mengaku senang ketika diajak oleh guru untuk melaksanakan pembelajaran di luar kelas, baik itu di laboratorium, sawah, lapangan, ataupun di alam terbuka lainnya.
"Mereka akan merasa antusias dan gembira ketika diminta meninggalkan kelas dan melaksanakan pembelajaran di luar kelas," cerita Ari.
Baca juga: Pemkab Cilacap bahas perpanjang kerja sama Program PINTAR
Sebelumnya, siswa kelas VII SMP Negeri 2 Jeruklegi diajak Ari ke laboratorium untuk mengenal alat-alat laboratorium, diminta menyebutkan nama-nama alat tersebut, menggambarkan, dan menulis fungsi dari alat-alat tersebut.
"Dengan cara ini diharapkan siswa telah siap melaksanakan praktikum IPA pada waktu yang akan datang selama mereka belajar di SMP Negeri 2 Jeruklegi," kata Ari.
Berbagai macam alat laboratorium yang dikenalkan antara lain alat-alat yang terbuat dari kaca seperti gelas ukur, tabung rekasi, labu erlenmeyer, pipet, gelas kimia, termometer, mikroskop beserta preparatnya, macam-macam alat pengukur besaran pokok maupun besaran turunan, berbagai macam torso organ tubuh manusia, sampai dengan rangka tubuh manusia.
Baca juga: Disdikbud Kendal Selaraskan RKA 2022 Perubahan dengan Indikator Rapor Pendidikan
Menurut Ari dengan pembiasaan melaksanakan pembelajaran di laboratorium, maka sikap ilmiah yang menjadi ciri pembelajaran IPA akan dapat ditanamkan sejak dini seperti rasa ingin tahu, jujur,terbuka, objektif, menghargai orang lain, dan sebagainya.
"Sikap-sikap itulah yang kelak akan dibutuhkan oleh peserta didik SMP Negeri 2 Jeruklegi ketika mereka terjun menjadi anggota masyarakat," tutup Ari.
Baca juga: BBPMP bersama Tanoto Faundation ajak stakeholder manfaatkan rapor pendidikan
Baca juga: Sekolah akui metode MIKIR pas untuk siswa
*Penulis: Ari Prastiwi
Fasilitator Program PINTAR
Tanoto Foundation
Ari Prastiwi, sebagai salah satu guru IPA di SMP Negeri 2 Jeruklegi menjelaskan tidak hanya di laboratorium, anak-anak juga diajak belajar di alam terbuka serta berinteraksi langsung dengan masyarakat sekitar.
Siswa, lanjut Ari, mengaku senang ketika diajak oleh guru untuk melaksanakan pembelajaran di luar kelas, baik itu di laboratorium, sawah, lapangan, ataupun di alam terbuka lainnya.
"Mereka akan merasa antusias dan gembira ketika diminta meninggalkan kelas dan melaksanakan pembelajaran di luar kelas," cerita Ari.
Baca juga: Pemkab Cilacap bahas perpanjang kerja sama Program PINTAR
Sebelumnya, siswa kelas VII SMP Negeri 2 Jeruklegi diajak Ari ke laboratorium untuk mengenal alat-alat laboratorium, diminta menyebutkan nama-nama alat tersebut, menggambarkan, dan menulis fungsi dari alat-alat tersebut.
"Dengan cara ini diharapkan siswa telah siap melaksanakan praktikum IPA pada waktu yang akan datang selama mereka belajar di SMP Negeri 2 Jeruklegi," kata Ari.
Berbagai macam alat laboratorium yang dikenalkan antara lain alat-alat yang terbuat dari kaca seperti gelas ukur, tabung rekasi, labu erlenmeyer, pipet, gelas kimia, termometer, mikroskop beserta preparatnya, macam-macam alat pengukur besaran pokok maupun besaran turunan, berbagai macam torso organ tubuh manusia, sampai dengan rangka tubuh manusia.
Baca juga: Disdikbud Kendal Selaraskan RKA 2022 Perubahan dengan Indikator Rapor Pendidikan
Menurut Ari dengan pembiasaan melaksanakan pembelajaran di laboratorium, maka sikap ilmiah yang menjadi ciri pembelajaran IPA akan dapat ditanamkan sejak dini seperti rasa ingin tahu, jujur,terbuka, objektif, menghargai orang lain, dan sebagainya.
"Sikap-sikap itulah yang kelak akan dibutuhkan oleh peserta didik SMP Negeri 2 Jeruklegi ketika mereka terjun menjadi anggota masyarakat," tutup Ari.
Baca juga: BBPMP bersama Tanoto Faundation ajak stakeholder manfaatkan rapor pendidikan
Baca juga: Sekolah akui metode MIKIR pas untuk siswa
*Penulis: Ari Prastiwi
Fasilitator Program PINTAR
Tanoto Foundation