Pangdam Cendrawasih Harapkan Keamanan PNG Menindak KSB
"Kami sangat berharap pemerintah dan pihak keamanan PNG benar-benar melarang sekelompok warga yang sering menganggu keamanan, dan setelah melakukan aksinya kemudian melarikan diri ke wilayah PNG sehingga tidak bisa dikejar dan ditangkap," ungkap Christian seusai meninjau perbatasan RI-PNG, pasca-kontak senjata dengan kelompok sipil bersenjata, Minggu (6/4).
Dikatakannya, dari laporan yang diterima saat aksi pengibaran bendera "bintang kejora" hingga terjadinya kontak senjata antara aparat keamanan Republik Indonesia (RI) dengan KSB, tidak terlihat tentara atau polisi PNG di perbatasannya.
Tentara PNG, menurut dia, baru terlihat di perbatasan sore hari saat situasi mulai terkendali.
Oleh karena itu, ia berharap, di masa depan hubungan RI dengan PNG betul-betul terwujud dengan menindak tegas KSB yang sering bersembunyi diwilayah PNG, apapun alasannya.
Kontak senjata antara aparat keamanan dengan KSB pada Minggu kemarin, dikemukakannya, diawali dengan pengibaran bendera"bintang kejora" sekitar 20 meter dari titik nol perbatasan RI-PNG.
Akibat kontak senjata itu, Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Jayapura AKBP Alfred Papare dan anggota Komando Distrik Militer (Kodim) Jayapura Sersan Mayor Tugino terluka pecahan kaca saat berada di menara dekat kantor imigrasi RI.
Sejumlah bangunan di kawasan titik nol itu tampak pula dirusak dan dibakar, termasuk fasilitas pencucian mobil, dan tiang-tiang bendera dirobohkan.
Sejak Sabtu (5/4), aparat keamanan RI menutup pagar perbatasan yang membentang di antara kedua negara dengan alasan meningkatnya gejolak keamanan setempat, dan Indonesia akan melaksanakan pemilihan umum (pemilu) legislatif pada 9 April 2014. Pagar perbatasan akan dibuka pada 12 April 2014.