'Jakarta Hati' Gambarkan Kehidupan Masyarakat Urban
Film yang sudah dirilis November 2012 ini sedang "roadshow Jakarta Hati Goes to Campus", di Kampus Undip Semarang, Kamis, menjadi tempat kedua pemutaran film omnibus yang menceritakan enam kisah cerita berbeda ini.
Setelah bulan sebelumnya diselenggarakan di Kampus ITS Surabaya, bulan ini di Undip Semarang, dijadwalkan pada bulan depan akan digelar di Kampus UI Jakarta.
Sang sutradara Salman mengaku dalam film kedua yang ia buat, banyak terdapat sisi menarik dan berbeda dengan film pertamanya berjudul Jakarta Magrib yang berbicara soal kebersamaan.
Pada Film Jakarta Hati, lanjut Salman konsep berbeda yang menarik adalah adanya kisah dalam gelap dengan durasi waktu sekitar 16 menit.
"Plot dalam total gelap itu, penonton hanya bisa melihat dalam remang-remang dan mendengarkan suara, karena sebenarnya film tidak hanya visual tetapi juga mengintip dan menguping," katanya.
Di saat dalam gelap karena Jakarta mati, lanjut Salman justru sepasang suami istri di kamar tidur dapat saling membeberkan rahasia di balik rumah tangga mereka.
Kondisi tersebut tidak ditemukan pada saat "terang" yang justru serba gelap-gelapan atau saling menyembunyikan identitas masing-masing.
Kisah dalam gelap tersebut, menjadi bagian keempat setelah tema "Masih Ada", "Kabar baik", "Hadiah", kemudian baru "Dalam Gelap", dua berikutnya "Orang Lain" dan tutup "Darling Fatimah".
Film yang diproduseri oleh Lavesh M Samtani dan Manoj K Samtani ini dibintangi Asmirandah, Didi Petet, Roy Marten, Shannaz Haque, Surya Saputra, Slamet Rahardjo, Andhika Pratama, Dwi Sasono, Agni Prathistha, Dion Wiyoko, Framly Nainggolan, Jajang C Noer, dan juga boyband cilik Coboy Jr.